"Kurban Digital memudahkan masyarakat melaksanakan ibadah kurban melalui berbagai cara dengan aplikasi Kurban Digital, situs belanja online (e-commerce), layanan Jemput Kurban, Gerai Kurban di mal serta fasilitas lainnya. Kurban Digital ini juga memberdayakan banyak pihak, di antaranya peternak pedagang kambing dan sapi, tukang potong dan jasa antar/distribusi," ujar Ketua BAZNAS Prof. Dr Bambang Sudibyo dalam keterangan tertulis, Selasa (30/8/2016).
Bambang menjelaskan keunggulan lain adalah transparan, yaitu proses pelaksanaan ibadah kurban terjaga dengan baik, laporan realtime dari pemotong hingga pendistribusian daging kurban dapat dilaporkan seketika proses sedang berlangsung. Dalam Kurban Digital ini juga ada interaksi antara pekurban dan masyarakat penerima manfaat dapat dijembatani melaui smartphone dengan fasilitas notifikasi SMS/Whatsapp/email.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BAZNAS, lanjut Bambang, juga melakukan pemberdayaan ternak dengan menyebar kurban ke daerah yang rawan gizi, pelosok hingga membangun tata niaga produksi pangan melalui Lembaga Pengembangan Pertanian dan Peternakan. Melalui cara ini, diharapkan seluruh masyarakat Indonesia nantinya dapat berkurban.
"Sedangkan BAZNAS berusaha menggerakkan ekonomi kurban dengan menyelenggarakan program yang bermanfaat bagi mustahik yang tersebar dari Aceh hingga Papua," tuturnya.
Menurut Bambang, ekonomi kurban juga bisa mendorong kemandirian ternak nasional. Sebagaimana diketahui, potensi peternakan di Indonesia besar, didukung oleh sumber daya dan kondisi geografis yang teramat baik. Potensi-potensi ini didukung oleh permintaan daging yang sangat besar karena jumlah penduduk mencapai seperepat miliar. Namun di sisi lain, kita harus susah payah memenuhi kebutuhan tersebut bahkan dengan impor dari berbagai negara.
"Pekurban tidak membeli dan melihat langsung proses penyembelihan, namun cukup membeli melalui situs online tersebut dan penyembelihan hewan kurban diproses dan dilakukan sesuai syariat Islam oleh BAZNAS," tuturnya.
Hewan kurban yang disembelih ialah kambing hasil budidaya para petani daerah setempat, sehingga ikut membantu pemberdayaan masyarakat sekitar. Berat kambing 25 kg dengan harga Rp2,5 juta. Harga sudah termasuk biaya operasional: sosialisasi, penyediaan hewan, pemotongan, distribusi, dokumentasi dan pelaporan.
Target penyaluran Kurban Digital tahun ini sebanyak 3.000 ekor kambing atau sebesar Rp6 Miliar. Hewan kurban yang ditunaikan masyarakat tersebut, akan disebar ke berbagai daerah di Indonesia terutama daerah-daerah yang sangat membutuhkan karena warganya miskin, terdampak bencana alam, rawan pangan serta daerah yang minoritas muslim. BAZNAS akan bekerjasama dengan jaringan daerah melalui 34 BAZNAS Provinsi.
"Untuk menjaga amanah para pekurban, BAZNAS akan memberikan kepada masing-masing pekurban berupa laporan bukti donasi melalui email kepada masing-masing pekurban setelah pembayaran terverifikasi oleh BAZNAS. Para pekurban juga akan menerima laporan pemotongan dan distribusi kurban setelah Hari Raya Idul Adha, melalui email atau hard copy ke alamat rumah yang tertera di alamat rumah berupa foto hewan kurban sebelum dipotong (hewan hidup) dan setelah dipotong, serta foto kegiatan kurban," pungkas Bambang.
Masyarakat yang ingin mengikuti program kurban digital bisa mengunjungi laman www.kurban.baznas.go.id. Untuk Informasi lebih lanjut, silakan menghubungi:
Ndari Rumi BAZNAS 087889573889, ndari.widyawati@baznas.go.id (slm/ega)











































