Namun, bila terjadi hujan lebat, kawasan Kemang kemungkinan besar akan kembali diterjang banjir. Apalagi, drainase di kawasan elite itu sangat buruk.
"Kemungkinan Kemang banjir masih ada, karena salah satu penyebabnya karena pendangkalan dan penyempitan kali. Bangunan juga banyak yang melanggar," kata Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendrawan saat berbincang Senin (29/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bibir sungai seharusnya tidak diperbolehkan didirikan bangunan. Namun yang terjadi di Kemang justru sebaliknya, banyak rumah-rumah mewah yang berdiri berbatasan langsung dengan sungai.
"Kita nggak cari siapa salah, warga harus sadar. Pemerintah tidak bisa berbuat banyak kalau masyarakat tidak sadar. Ini kawasan elite tapi tidak mengerti drainase. Padahal kan tahu kalau wilayah selatan kebanyakan di dataran rendah," jelasnya.
Pemprov DKI pun tidak bisa berbuat banyak mengenai bangunan yang telah berdiri di pinggir kali ini. Pasalnya, para pemilik tanah memiliki sertifikat yang sah. Bila Pemprov ingin membongkar bangunan maka harus membayar ganti rugi dan harga tanah dan bangunan di wilayah Kemang sangat mahal.
"Tanah mereka bersertifikat semua dan kita harus ganti. Kalau ganti mahal," tegas Teguh.
(Hbb/Hbb)