Tantangan Mempersiapkan Makanan Untuk Jemaah Saat Puncak Haji

Laporan dari Arab Saudi

Tantangan Mempersiapkan Makanan Untuk Jemaah Saat Puncak Haji

Rachmadin Ismail - detikNews
Senin, 29 Agu 2016 03:41 WIB
Foto: Rachmadin Ismail/detikcom
Makkah - Ratusan ribu jemaah Indonesia akan berkumpul pada waktu dan tempat yang sama ketika puncak haji Arafah-Muzdalifah-Mina (Armina). Menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi perusahaan penyedia katering untuk menghadapinya.

Total ada 18 perusahaan penyedia katering yang menjadi pembuat konsumsi untuk jemaah Indonesia saat Armina. Mereka akan bertugas mulai tanggal 8 September sampai tanggal 13 September. Kesiapan mereka akan diperiksa satu per satu, mulai dari bahan baku sampai peralatan.

Pada Minggu (28/8/2016), rombongan pengawas katering yang dipimpin oleh Kepala Bidang Katering Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Elmiyati Masyhuri mendatangi beberapa perusahaan, di antaranya adalah Isom Fathoni (Al Jawi) dan Tasneem.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulillah dari dua perusahaan ini yang kita lihat nampaknya sudah siap untuk nanti melaksanakan layanan konsumsi Arafah dan Mina," kata Elmi.

Bersama tim dari Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, Elmi memeriksa secara detail kelengkapan peralatan dan segala sesuatu yang menunjang bagi kebutuhan katering jemaah. Persoalan standar gizi juga jadi sorotan.
Foto: Rachmadin Ismail/ detikcom

Untuk diketahui, pembuatan katering di Arafah dan Mina memiliki perbedaan dengan pemondokan. Bila jemaah yang tinggal di pemondokan mendapat katering dari produksi dapur yang permanen di perusahaan, maka khusus untuk Armina, dapurnya berada dekat dengan tenda-tenda jemaah.

Bahkan untuk di Arafah, dapur yang digunakan tidak boleh menggunakan api dari gas atau bahan lainnya, selain kayu bakar. Sehingga proses masaknya pun menjadi tantangan tersendiri. Sementara di Mina, masih diperkenankan untuk menggunakan dapur modern.

Untuk memastikan pelayanan tetap maksimal, maka tim katering merekrut sekitar 104 tenaga musiman yang bekerja untuk mengawasi distribusi makanan. Ada juga tim pengawas di maktab. Tugas mereka adalah memastikan tak ada keterlambatan pengiriman makanan di tenda Arafah dan Mina.

"Isu (tahun lalu) yang banyak soal keterlambatan. Mungkin karena sarana. Tahun lalu itu karena ada tenda yang rubuh yang membuat keterlambatan karena mereka harus mengungsi tidak pada satu maktab. Jadi, satu maktab berpencar menjadi beberapa tempat sehingga ikut memperlambat," paparnya.

Husni Husain, pemilik perusahaan katering Tasneem, menambahkan, pihaknya sudah melakukan persiapan sejak tanggal 2 September atau 8 hari sebelum puncak haji. Dia menargetkan, pada tanggal 5 September, semua proses angkutan barang ke Arafah sudah selesai.

Untuk jumlah produksi, Tasneem mendapat jatah untuk melayani sekitar 9.000 jemaah per sekali makan. Total jemaah akan mendapat 15 kali makan selama Armina dan tambahan snack saat mabit di Muzdalifah.
Foto: Rachmadin Ismail/detikcom

"Jadi 16 kali total seluruhnya. Alhamdulillah peralatan dan bahan baku sudah siap ya hampir 85 persen, sisanya langsung dari lokasi kita bawa ke Arafah mina," ungkap pria asal Lombok Tengah ini.

Tasneem sudah berdiri sejak 25 tahun lalu. Selain bisnis katering, Husni juga menjadi pemilik restoran Tasneem di Tower Zam-zam Masjidil Haram dengan menu khas Indonesia. (mad/Hbb)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads