Berdasarkan pengamatan detikcom di lokasi, lapak mulai digelar sekitar pukul 20.00 WIB. Tampak sejumlah pengunjung melihat-lihat ratusan buku yang disediakan. Setelah mendapatkan buku yang dicari, pengunjung lalu membacanya di tempat itu juga.
Meski penerangan di Taman Cikapayang terbilang terbatas, tidak menyurutkan niat sejumlah pengunjung untuk menambah wawasan. Mereka tampak serius menjelajahi lembar demi lembar buku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah seorang pengurus Komunitas Perpustakaan Jalanan, Wirdan Ardi mengatakan insiden pembubaran itu tidak membuat pihaknya trauma untuk berbagi. Pasalnya, sambung dia, lokasi tempatnya menggelar lapak merupakan ruang publik.
"Ini (Taman Cikapayang) kan ruang publik, artinya buat masyarakat umum. Jadi siapa saja bisa memanfaatkannya. Kalau dilarang sama saja melanggar hak asasi dong," kata dia di sela-sela aktivitas.
![]() |
Ia menuturkan pasca insiden pembubaran minggu lalu, pihaknya belum melakukan pertemuan dengan pihak TNI. Selain itu, pihaknya belum memikirkan untuk menjalin kerjasama dengan Kodam III/Siliwangi.
"Karena ide perpustakaan jalanan ini simpee, kita hanya memindahkan buku dari ruangan ke jalanan supaya mudah diakses masyarakat. Jadi belum kepikiran soal kerjasama," ujar dia.
Sebelumnya, Panglima Kodam III/Siliwangi Mayjen TNI Hadi Prasojo menegaskan tidak memusuhi ataupun melarang kegiatan Perpustakaan Jalanan. Alih-alih menertibkan, Kodam mengaku mendukung tujuan Perpustakaan Jalanan menyediakan buku bacaan bagi masyarakat.
Sebagai bentuk dukungan, lanjut Hadi, pihaknya juga mengajak Perpustakaan Jalanan bekerjasama dengan Kodam III/Siliwangi. Hadi berjanji akan memfasilitasi apa yang dibutuhkan Perpustakaan Jalanan dalam melakukan kegiatannya. (dra/dra)