"Saya menyimpulkan dari topik yang dimintakan kepada saya untuk membahas pada forum muktamar ini, (yaitu) mengembangkan kecendekiaan dan daya inovasi," ujar Din.
"Saya menyimpulkan ada nuansa keinginan hasrat dari NA untuk menjadikan dirinya atau juga Muhammadiyah sebagai gerakan ilmu," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, organisasi yang mengembangkan kecendekiaan dan daya inovasi, berarti membawa organisasi itu menjadi gerakan ilmu. Dan hal itu sebenarnya sudah menjadi ide lama di Muhammadiyah.
"Seperti saat Syafii Ma'arif menjadi Ketua PP Muhammadiyah waktu itu, kita usulkan agar watak-watak dimensi gerakan Muhammadiyah digerakkan tidak hanya di dakwah tapi di bidang ilmu pengetahuan," ulas Din.
"Saya kira perempuan muda juga tidak pelak lagi harus sebagian dari mereka menjadi kader cendekia dan kader invoasi," sambungnya.
Tak hanya itu, dia mengusulkan agar nantinya anggota NA terbatas bagi mereka yang belum menikah. Sedangkan yang sudah menikah, sebaiknya menjadi anggota Aisyiyah.
"Kalau bisa, di NA pusat, atau di PW, ada majelis jodoh, semacam lembaga. Itu sah dan baik saja menurut saya," tutur Din. (sip/tor)