Muktamar XIII Nasyiatul Aisyiyah di Yogya Bahas Peran Ekonomi Perempuan

Muktamar XIII Nasyiatul Aisyiyah di Yogya Bahas Peran Ekonomi Perempuan

Sukma Indah Permana - detikNews
Sabtu, 27 Agu 2016 12:52 WIB
Foto: Sukma Indah Permana
Yogyakarta - Muktamar XIII Nasyiatul Aisyiyah (NA) yang digelar di Daerah Istimewa Yogyakarta memasuki hari kedua. Dalam salah satu sidang pleno siang ini, tema yang diangkat yaitu 'Keberdayaan Ekonomi Perempuan untuk Kemandirian Bangsa Adi Era Keterbukaan Ekonomi Global'.

"Seorang penerima Nobel, Amartya Sen mengatakan peningkatan pendidikan wanita meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi jumlah penduduk, dan mengurangi kematian anak," ujar Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Prof Dr Bambang Cipto MA.

Hal ini disampaikan di hadapan ratusan kader NA di gedung Sportorium UMY, Ring Road Barat, Bantul, Sabtu (27/8/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, alasan lain mengapa keberdayaan perempuan penting karena sebagian besar perempuan melakukan pekerjaaan rumah yang nyaris tanpa dibayar. Bahkan di negara berkembang, perempuan kekurangan waktu untuk belajar, menikmati waktu luang, dan bahkan mengurus diri sendiri.

"Sebagian waktu untuk anak, suami, dan rumah tangga yang tidak dibayar. Sehingga dianggap tidak berpengaruh secara ekonomi," imbuhnya.

Namun Bambang mengingatkan adanya motif negara barat di balik isu women's empowerment. Menurutnya, ada ketakutan negara barat terhadap pertumbuhan penduduk di negara berkembang di masa depan.

"Saya sangat setuju untuk meningkatkan skill, sumber daya manusia, tapi harus sadar juga ada apa di balik ideologi women's empowerment," tutur Bambang.

Hadir pula di acara ini Presiden Direktur SMESCO Ahmad Zabadi. Zabadi menyampaikan hal senada soal betapa perempuan merupakan faktor penting dalam kemandirian ekonomi, atau dalam kemandirian ekonomi keluarga khususnya.

Menurutnya, perempuan memegang peran penting dalam upaya pengurangan kemiskinan. Dalam sebuah hadist, kata Zabadi, perempuan sebagai ibu dalam keluarga merupakan awal pembentukan karakter bangsa.

"NA jadi bagian terpenting bagaimana jika disiapkan generasi berikutnya. Bukaan saja membanggakan bagi umat Islam, tapi bangsa ini," tutur Zabadi.

Terdapat 3 kekuatan utama yang membawa perubahan saat ini. Pertama, anak-anak muda. Zabadi mengatakan anak-anak muda menjadi pelopor tren yang ada di dunia.

"Kedua, women.Perempuan menentukan arah industialisaasi yang berkembang di dunia. Tren fashion, life style ditentukan perempuan," imbuhnya.

Sedangkan kekuatan ketigaa yaitu nitizen. Zabadi melihat nitizen banyak mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap isu sosial atau seorang tokoh.

Untuk menghadapi kekuatan-kekuaatan tersebut, Zabadi menekankan pentingnya daya saing bangsa agar tak mudah diintervensi.

Tak hanya itu, dia mengingatkan agar konsumsi produk lokal adalah upaya yang nyata.

"Dengan membeli produk asing, ini bisa dikatakan kita mendzolimi UKM. Kita membantu pelaku usaha asing dengan membiarkan pelaku usaha dalam negeri berjuang sendiri," urainya.

Untuk itu, SMESCO mengundang pelaku-pelaku usaha NA untuk bergabung.

"Kita kembangkan produk-produk UKM kita menjadi produk yang bisa kita banggakan, dan jadi ruan rumah di negeri sendiri dan tembus pasar yang pasarnya lebih luas," tutup Zabadi. (sip/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads