Aneka Alasan Warga Enggan Buat e-KTP: Malas Antre Hingga Proses yang Ribet

Aneka Alasan Warga Enggan Buat e-KTP: Malas Antre Hingga Proses yang Ribet

Edward Febriyatri Kusuma - detikNews
Sabtu, 27 Agu 2016 11:55 WIB
Foto: Edward Febriyati
Jakarta - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta mencatat ratusan ribu penduduk belum melakukan perekaman e-KTP. Dukcapil DKI pun berinsiatif menjemput bola dengan datang ke pemukiman penduduk. Lalu apa alasan warga ?

Heru (19) warga Pisangan Baru mengaku malas buat e-KTP, karena melihat proses pembuatan yang berbelit-belit. Selain itu memakan waktu yang panjang.

"Waktu itu buat e-KTP ribet pakai segala bawa surat pengantar RT RW sudah gitu ngurus dulu ke kantor Kelurahan, baru bisa ngerekam identitas di Kecamatan," kata Heru usai mengantri perekaman e-KTP di SDN 05 Pagi, Pisangan Baru, Matraman, Jakarta Timur, Sabtu (27/8/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah capek-capek ngantre dan buat e-KTP tahunya belum bisa dicetak. Ini baru sekarang mau ngurus sendiri karena cuma bawa KTP sama KK aja," bebernya.

Sedangkan Syaiful (28) mengaku KTP yang dimiliki berkat bantuan orang lain yang ngurus. Dirinya baru mengetahui kalau KTP yang dipegangnya belum elektronik setelah cek NIK di situs Kemendagri.

"Tahunya ketika kemarin ada berita dan media sosial. Saya iseng masukan nomor NIK saya untuk cek identitas di situs Kemendagri enggak muncul. Ketika saya tanya lagi di kelurahan ternyata KTP biasa," kata Syaiful.

Syaiful beralasan dirinya sulit mempunyai waktu luang. Hal itu dikarenakan mobilitas pekerjaan yang tinggi.

"Nah kemarin di televisi kan dibilang, batas waktu akhir perekaman e-KTP 30 Sepetember, makanya saya coba tanya ke sini, eh ternyata enggak perlu bawa kartu keluarga hanya KTP biasa juga di layani," paparnya.

Sementara Susiwati (30) mengharapkan proses pembuatan e-KTP tidak dipersulit. Selain itu, mereka yang sudah merekam bisa langsung memiliki e-KTP.

"Kalau emang udah ada blankonya harusnya langsung dicetak aja. Jadi enggak perlu nunggu-nunggu yang lain belum merekam data. Jangan pakai alasan blanko habis tahunya ada, tapi sengaja ditumpuk. Biar bareng dengan yang lain," pungkas ibu beranak dua itu. (edo/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads