Menguak Bunker Peninggalan Belanda di Stasiun Tanjung Priok

Menguak Bunker Peninggalan Belanda di Stasiun Tanjung Priok

Edward Febriyatri Kusuma - detikNews
Sabtu, 27 Agu 2016 10:39 WIB
Foto: Edward Febriyati
Jakarta - Sebagai bangunan cagar budaya Stasiun Tanjung Priok menyimpan sejumlah misteri yang tidak diketahui banyak orang. Salah satunya bunker peninggalan zaman Belanda. Bagaimana ceritanya?

Terletak di Jalan Taman Stasiun No 1, Tanjung Priok, Jakarta Utara, bangunan cagar budaya itu dikelola oleh Daops 1 KAI. Stasiun ini berdasarkan catatan sejarah ini dibangun tahun 1885. Pada zaman dulu, bangunan Stasiun Priok merupakan pintu gerbang Hindia-Belanda.

Kawasan Stasiun Priok memiliki luas lahan 46.930 meter persegi, dengan luas bangunan 3.768 meter persegi. Stasiun Tanjung Priok itu mengusung arsitektur dengan lagam bangunan art deco. Di balik bangunan megah dan mewah itu, tersembunyi bunker peninggalan zaman Belanda.

"Kalau temuan enggak, karena itu dari pertama memang ada dan ada akses ke sana. Bunker itu bukan tersembunyi, tapi akses ke sana memang ada dari dulu. cuma penelusuran akses belum tuntas sampai sekarang," kata Wakil Kepala Stasiun Tanjung Priok Armidi saat berbincang dengan detikcom, Jumat (26/8/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Detikcom menelusuri letak bunker peninggalan Belanda di stasiun tersebut. Bunker itu berada di Hall Stasiun sisi utara tepatnya di samping ruang istirahat petugas keamanan. Terdapat anak tangga yang mengarah turun ke bunker. Kondisi yang gelap, dan anak tangga yang kecil harus membuat langkah kaki berjalan hati-hati. Kondisi udara di bawah juga lembab akibat rembesan air di lantai.

Bunker itu hanya memiliki luas 4x4 meter persegi, setidaknya ada 5 ruang berukuran kecil seperti pintu masuk, namun tertutupi lapisan tembok. Salah satu lapisan tembok di sisi kanan bunker terdapat coak bongkaran yang bisa dimasuki oleh orang. Kondisi lorong itu pun gelap gulita tidak memiliki penerangan lampu. Di bagian dalam lorong pun terdapat genangan air setinggi lutut orang dewasa.

"Sampai sekarang belum ada tindak lanjut lagi. Itu dibiarkan begitu saja karena rembesan air sudah setinggi lutut dan sudah dilakukan penyedotan airnya tetapi enggak habis-habis seperti ada sumber mata airnya," imbuh Armidi menerangkan kondisi bunker itu.

Armidi menerangkan pada tahun 2010 Eksplorasi dilakukan oleh Divisi Herritage PT KAI, terdapat tiga bunker di sisi utara, timur dan barat yang saling terhubung. Namun eksplorasi itu tidak dilanjutkan hingga tuntas dengan alasan kondisi bangunan yang rawan roboh.

"Konon terlalu berbahaya ditelusuri ke sana, bukan bahaya dalam arti apa-apa. Tetapi disitukan sudah terendam air, terus dikhawatirkan ada gas beracun dan sebagian lorong juga udah tertutup tanah. Jadi memerlukan waktu dan biaya yang sangat besar. Jadi cuma berapa meter saja langsung dihentikan," bebernya.

Armidi mengatakan selain bunker di hall sisi utara, terdapat dua bunker lainnya di sisi timur dan barat. Hingga kini bunker di Stasiun Tanjung Priok itu masih menjadi misteri yang belum terungkap utuh. Belum diketahui menyambung kemana lorong bawah tanah itu.

"Ada bunker-bunker yang belum dieksplore, seperti di hall barat yang jadi ruang tunggu sekarang, di bawahnya ada bunker juga. Sampai sekarang belum ada yang sampai dasar bunker cuma lorong-lorongnya saja ditelusuri. Lorong itu juga cukup untuk orang jalan berdiri karena ada tangga berkeliling juga," pungkasnya.

(dra/dra)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads