Memasuki MEA, Pimpinan Fraksi Gerindra MPR Minta BUMN Tak Jago Kandang

Laporan dari Myanmar

Memasuki MEA, Pimpinan Fraksi Gerindra MPR Minta BUMN Tak Jago Kandang

Elza Astari Retaduari - detikNews
Sabtu, 27 Agu 2016 02:01 WIB
Foto: Wakil Ketua Fraksi Gerindra MPR Andi Iwan Darmawan Aras (Elza Astari/detikcom)
Jakarta - Myanmar berharap agar Indonesia lebih banyak berinvestasi di negaranya. Wakil Ketua Fraksi Gerindra MPR Andi Iwan Darmawan Aras yang datang ke Myanmar bersama Delegasi MPR RI menyebut itu bisa menjadi kesempatan bagi BUMN mencari keuntungan di luar negara.

"Hakikat dari BUMN kan agar bisa menjadi pertahanan di negara dalam konteks pelaksanaan project infrastruktur besar, kemudian setelah itu fungsinya untuk ekspansi ke luar mencari pasar baru di luar negeri," ungkap Iwan di Yangon, Myanmar, Jumat (26/8/2016).

Selama ini pemerintah Indonesia cenderung lebih fokus mencari investor untuk dalam negeri. Sementara BUMN menurut Iwan banyak bermain dalam project-project yang sebenarnya bisa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan lokal di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selama ini negara lain yang lebih banyak masuk ke negara kita dibanding kita yang mengivansi. Di zaman pak Harto kita lebih maju. Dulu dari BUMN keluar ngerjain ke negara lain termasuk Malaysia, sekarang kita lebih banyak mengivansi. BUMN perlu mencari pasar di luar," kata dia.

Peluang BUMN berinvestasi di negara lain, khususnya negara-negara tetangga di ASEAN, disebut Iwan bisa menjadi potensi bisnis bagus bagi Indonesia. Salah satunya adalah Myanmar. Apalagi saat ini Myanmar tengah banyak melakukan project-project infrastruktur menyusul dipindahkannya pusat pemerintahan mereka dari Yangon ke Nay Pyi Taw.

"Perpindahan capital of country jelas butuh infrastrukur. Peluang pasar baru sehingga menghasilkan devisa untuk negara kita.Tenaga kerja juga bisa pakai dari negara kita, tenaga ahli kita bisa dipakai di negara lain. Selama ini terbalik. Seharusnya di Indonesia, BUMN masuk untuk konsumsi kompleks saja. Untuk project yang lebih kecil biar perusahaan swasta lokal dan nasional," jelas Iwan.

Jika BUMN tidak bermain di cakupan proyek menengah ke bawah, menurutnya itu dapat memberi kesempatan kepada perusahaan swasta lokal untuk maju. BUMN bisa mengerjakan proyek besar di negara lain, apalagi disebut Iwan, saat ini sudah memasuki era pasar bebas ekonomi atau MEA.

"Dengan MEA kan sangat memungkinkan sekali. MEA harus jadi peluang kita mencari pasar baru, jangan justru dijadikan ancaman. Orang-orang Indonesian tenaga ahli kita bagus-bagus kok, mampu bersaing di tingkat internasional," ucap Ketua DPP Gerindra itu.

"Myanmar, Vietnam, Laos, Kamboja, wilayah yang bisa menjadi pasar baru untuk mereka. Myanmar bisa berpeluang besar jadi market karena mereka sedang gencar-gencarnya membangun infrastruktur. Waskita Karya, Adhi Karya, bisa masuk. BUMN-BUMN yang di bidang konstruksi lah," lanjut Iwan.

Saat ini, PT KAI Indonesia dikabarkan tengah menjajaki kerjasama dengan Myanmar. Iwan mengatakan, kerjasama tersebut dapat membawa keuntungan jika benar dilakukan. Ini yang akan coba didorong oleh anggota Komisi V tersebut kepada PT KAI.

"Kata pak Dubes, rencana kerjasama itu jadi bekas gerbong kereta kita yang sudah tidak terpakai dibawa ke sini. Kita sendiri yang jadi operatornya kerena Myanmar nggak punya kemampuan financial. Bargain-nya ke situ. Saya pikir itu lebih fair," sebut dia.

"Nanti sistemnya bagi hasil keuntungan. Itu yang akan didorong, salah satunya itu. PT KAI ke sini operasionalnya. Yang pasti kita dorong BUMN bidang infrastrukutr untuk ikut berpartisipasi," tambah Iwan.

Iwan meminta agar BUMN dapat lebih melebarkan sayapnya dengan mencari peluang pasar di negara-negara yang berpotensi mendatangkan keuntungan. BUMN disebutnya jangan hanya berani mengerjakan proyek besar di dalam negeri saja.

"Dari sisi ekonomi jangan beraninya jago kandang saja. Kalau proyek kecil, cukup perusahaan swasta. Maka kemarin ada MoU kan antara kementerian dan asosiasi-asosiasi konstruksi, BUMN nggak boleh masuk untuk proyek di bawah nilai Rp 50 M," ujarnya.

"Supaya ada pengembangan tekonologi dan tenaga-tenaga perusahaan lokal. Jadi untuk menghadapi pasar bebas, kita minta agar kemampuan daya saing BUMN lebih ditingkatkan," imbuh Iwan.

(elz/jor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads