"Ya sah-sah saja, walaupun mestinya ya belum. Kenapa? Sebab agenda pemerintahan untuk mewujudkan nawacita belum sepenuhnya berjalan," kata Kepala Pusat Penelitian Politik (P2P) LIPI Syamsuddin Haris, kepada detikcom, Jumat (26/8/2016).
Syamsuddin mencontohkan sejumlah program nawacita yang belum selesai. Juga adanya sejumlah problem terkait anggaran pembangunan belakangan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syamsuddin menyimpulkan masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Jokowi sebelum menatap Pilpres 2019. "Intinya masih banyak PR," ingatnya.
Jokowi adalah fenomena Pilpres 2014 lalu dengan janji-janji perubahannya. Karena itu visi-misinya tentang nawacita harus benar-benar direalisasikan.
"Beliau mesti konsisten dengan komitmen perubahannya, visinya tentang nawacita, mesti konsisten dengan itu. Sehingga penilaian kinerja menteri juga didasarkan pada itu juga. Sejauh mana pembantu-pembantunya di kabinet makin mendekatkan diri dengan sisi nawacita itu," kata Syamsuddin.
"Nah yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana beliau memenuhi janji-janji politik selama pemilu untuk terwujudnya kesejahteraan, penanggulangan kemiskinan dan mengatasi pengangguran dan lainnya sebagainya," pungkasnya.
Seperti diketahui saat ini Jokowi sudah dideklarasikan jadi capres Golkar. Golkar pun bakal menggunakan foto Jokowi dalam kampanye calon kepala daerah dari partai berlambang pohon beringin itu.
(van/trw)











































