Dukung Pembangunan Infrastruktur, Balitbang PUPR Terus Kembangkan Inovasi

Dukung Pembangunan Infrastruktur, Balitbang PUPR Terus Kembangkan Inovasi

Jabbar Ramdhani - detikNews
Jumat, 26 Agu 2016 13:12 WIB
Foto: Kepala Balitbang Kementerian PUPR, Arie Setiadi/ Jabbar detikcom
Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Litbang terus mengembangkan inovasi. Hal ini untuk mendukung pembangunan infrastruktur.

"Dengan banyaknya pembangunan infrastruktur yang ingin dicapai dalam 5 tahun pemerintahan Presiden Jokowi, Kementerian PUPR dituntut untuk gerak cepat. Percepatan pembangunan dilakukan dengan 2 cara, yaitu penggunaan inovasi teknologi dan mempercepat pengerjaan yang sesuai standar tanpa mengabaikan kualitas," kata Kepala Balitbang Kementerian PUPR, Arie Setiadi.

Hal ini disampaikannya dalam "Diskusi Teknologi Balitbang Kementerian PUPR Mendukukung Percepatan Pembangunan Infrastuktur" di Gedung Utama PUPR, Jl. Pattimura, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (26/8/2016). Arie menambahkan, beberapa inovasi hasil kajian Balitbang PUPR sudah diterapkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Misalnya saja yang belum lama ini digunakan dalam pembangunan jaian layang (fly over) di Antapani, Bandung yang menggunakan teknologi Corrugated Mortar Busa Pusjatan (CMP). Ini merupakan pengembangan dari teknologi Corrugated Sheel Arch oleh Pusat Litbang Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR," sebut Arie.

Menurutnya, penggunaan teknologi CMP bisa menjadi salah satu solusi mengatasi kemacetan. Karena memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan fly over yang menggunakan bahan konstruksi konvensional.

Keunggulan dari teknologi CMP, tambah Arie, di antaranya dapat menghemat biaya hingga 70 persen dan juga dapat menghemat waktu pengerjaan hingga 50 persen. Selain itu kelebihan lain dari CMP yaitu ramah lingkungan karena menggunakan lebih sedikit material konstruksi.

Selain CMP, Balitbang PUPR juga menerapkan inovasi lain, yaitu Sistem lnformasi Dini Lalu Lintas (SINDILA) yang sudah diaplikasikan di beberapa lokasi di Jawa, jembatan apung di Cilacap, balai perpustakaan apung di Semarang dan juga National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) yang akan diaplikasikan di Jakarta. NCICD atau tanggul laut raksasa dimaksudkan untuk menanggulangi masalah banjir yang tiap tahun menyapa masyarakat ibukota.

"Pembangunan jembatan apung di Cilacap dan balai perpustakaan apung di Tambak Lorok, Semarang ditargetkan akhir tahun ini sudah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Teknologi hasil litbang lainnya juga akan dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat dari Aceh hingga ujung timur Indonesia, Papua," ujar Arie.

Menurutnya, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh Balitbang dalam menghasilkan teknologi. Kriteria pertama ialah relevan, teknologi harus dibutuhkan orang lain. Selain itu juga ada kriteria mudah diperoleh atau dikerjakan serta harganya murah. Ia mengatakan penelitian yang dilakukan didasarkan pada kebutuhan pasar atau masyarakat.

Pembangunan jalan dan jembatan, khususnya di daerah pelosok diharapkan dapat meningkatkan perekonomian seiring dengan kemudahan akses transportasi. Begitu juga pembangunan pemukiman yang disertai air bersih dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Pengembangan teknologi di bidang infrastruktur diharapkan dapat mengantarkan masyarakat menuju kehidupan yang lebih sejahtera.

"Kesuksesan bagi peneliti yaitu apabila hasil penelitiannya dapat dinikmati orang banyak dan membuat kehidupan penggunanya menjadi lebih baik," kata Arie. (rvk/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads