"Alhamdullillah, puji syukur, bahwa dua mahasiswi Indonesia yang ditahan di Kota Bursa sudah dibebaskan dan telah tiba di Wisma Indonesia di Ankara semalam pukul 23.00," kata Menlu Retno LP Marsudi kepada wartawan, Jumat (26/8/2016).
Kedua mahasiswi itu ditahan karena kebetulan tinggal di asrama yang digeledah pemerintah Turki. Kemlu kemudian memberikan bantuan hukum kepada kedua mahasiswi penerima beasiswa itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui di Turki sempat ada percobaan kudeta pada 16 Juli 2016. Pemerintahan Recep Tayyip Erdogan kemudian menuduh ulama Fethullah Gulen sebagai dalangnya yang kemudian memunculkan tanda tanya.
Namun ulama kharismatik Turki yang sejak 1999 tinggal di Amerika itu membantah keras. Gulen menilai kudeta ini adalah permainan yang sistematis ingin menghabisi gerakan Hizmet yang ia inisiasi. Gulen meminta masyarakat Turki dan dunia internasional untuk menggunakan logika dengan jernih terkait dengan uji coba kudeta yang dinyatakan gagal itu.
"Semua media internasional dan intelijen-intelijen sudah tahu bahwa kudeta ini adalah mainan," kata Gulen saat diwawancarai selama 40 menit di kamp tempat ia tinggal di Kamp Golden Generation, Worship and Retreat Centre (GGWRC) di pedesaan di Pensylvannia, Amerika Serikat, Minggu (21/8/2016).
Baca juga: Gulen Menjawab Lengkap: Dari Tuduhan Kudeta Sampai Siapa Sosok Erdogan
Bukan kali ini saja ia dituduh. Setiap ada kudeta, Gulen yang memiliki jutaan pengikut ini selalu dituding. Kudeta kali ini, Gulen juga menjadi kambing hitam. "Ada teman kita yang menceritakan bahwa pada malam saat mereka merencanakan kudeta, ada skenario agar tentara membawa senjata dan menembaki masyarakat agar beritanya menjadi besar," kata Gulen.
Dalam kudeta di Turki itu sebanyak 161 orang tewas dan 1.440 lainnya luka-luka akibat peristiwa tersebut. Ribuan pejabat dan aparat Turki juga dicopot dari jabatannya karena dituduh berkaitan dengan upaya kudeta.
(bag/miq)











































