Hari ini Delegasi parlemen yang dipimpin oleh Wakil Ketua MPR RI Mahyudin diterima oleh Wapres Myanmar Henry Van Thio di Istana Wapres Myanmar II di Ibu Kota Negara, Nay Pyi Taw. Dalam pertemuan tertutup itu, MPR mendapat banyak aspirasi atau harapan dari pemerintah Myanmar.
"Kita ketemu dengan Wapres, banyak yang dibicarakan termasuk meningkatkan hubungan bilateral dalam ekonomi, politik, serta sosial dan budaya. Dalam kerja sama investasi antara Indonesia dan Myanmar, kita sepakat target perdagangan mencapai USD 1 M pada 2016," ungkap Mahyudin usai pertemuan, Kamis (25/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Parlemen kita minta untuk mendukung penuh kerja sama di sini. Apalagi kita sama-sama ASEAN. Jadi harus sama-sama mensejahterakan kedua warga negara. Apalagi pertumbuhan ekonomi Myanmar cukup besar," kata dia.
Mahyudin juga berharap agar pemerintah Indonesia memberi perhatian lebih mengenai hal ini. Sebab dari negara lain sudah mulai membidik Myanmar sebagai market berpotensi dalam investasi.
"Dari Jepang dan China sangat agresif kirim menterinya datang ke sini karena di sini cukup potensi. Sejak pemerintahan baru Indonesia, belum ada menteri yang hadir ke sini. Maka alangkah lebih baik jika menteri terkait juga datang ke sini melihat peluang investasi," tutur politisi Golkar itu.
Hal senada juga disampaikan oleh Dubes Indonesia untuk Myanmar, Ito Sumardi. Ia baru saja melakukan pertemuan dengan mantan Presiden Myanmar yang juga tokoh perjuangan negara ini, Daw. Aung San Suu Kyi. Kini Suu Kyi menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Myanmar.
"Beliau sangat berharap bantuan atau kerja sama dalam pembentukan UU mereka, capasity building dan investasi," kata Ito di lokasi yang sama.
Myanmar memang tengah memasuki proses peralihan dari rezim militer ke pemerintahan sipil atau demokrasi. Mereka banyak mengadopsi peraturan yang diterapkan Indonesia, termasuk soal Pemilu.
Suu Kyi juga menyoroti soal investasi agar ada banyak pekerjaan baru terbuka di Myanmar. Sebab seperti diketahui, ada banyak warga mereka yang menjadi tenaga ilegal di Indonesia. Namun Indonesia meminta agar ada kepastian hukum mengenai investasi, agar perusahaan yang menjadi investor di Myanmar ke depan tidak dinasionalisasi.
"Kita minta kepastian hukum dan mereka berjanji akan merevisi UU yang ada. Saya yakin dan optimis kerja sama Indonesia dan Myanmar akan semakin lebih baik ke depan," tutur Ito.
Delegasi MPR RI yang hadir dalam pertemuan adalah Ketua Fraksi NasDem MPR Bachtiar Aly, Ketua Fraksi PPP MPR Zainut Tauhid Saadi, Ketua Fraksi Hanura MPR Sarifuddin Sudding, anggota MPR Andi Iwan Darmawan Aras. Juga anggota MPR RI perwakilan dari DPD, Delis Julkarson Hehi.
(elz/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini