"Radikalisme bisa muncul di mana saja, di kampus-kampus banyak muncul radikal sisi kanan maupun kiri. Radikalisme juga muncul di Islamic boarding school atau pesantren-pesantren, untuk itu menanamkan ideologi cinta tanah air, pancasila baik jika dimasukkan dalam nilai-nilai pembelajaran di sekolah-sekolah," ucap Faisal dalam pemaparannya di Aula Bhineka Tunggal Ika, kantor Kemhan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (25/8/2016).
Faisal menambahkan, rencananya Kemhan tak hanya akan berkoordinasi dengan perguruan tinggi negeri dan swasta. Tapi juga akan mengajak para ulama untuk membantu menyebarluaskan program bela negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada dengan hal itu, Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemristek Dikti Intan Ahmad berpendapat tantangan terbesar untuk menanamkan nilai pancasila maupun program bela negara ke mahasiswa bukan hal yang sulit.
"Menanamkan nilai-nilai pancasila dan program bela negara ke mahasiswa itu tak sulit, sudah ada program-program kurikulum yang mengarah ke sana, seperti Menwa dan lainnya. Tapi menjadi tantangan bagaimana para preman dan masyarakat ini ketika mendengar lagu Indonesia Raya berdiri tegak dan hormat di hadapan bendera, karena sudah tertanam didirinya cinta tanah air," tambah Ahmad. (adf/rvk)











































