Kepala Humas PT KAI Daop II Bandung Franoto Wibowo mengungkapkan, konon bunker ini digunakan sebagai jalur keluar masuk para pejabat petinggi dari pihak penjajah.
"Pada jaman penjajahan dulu menyimpan logistik dan arsip -arsip Belanda sepertinya yah. Juga sebagai jalur keluar masuk para petinggi-petinggi Belanda," kata Franoto saat ditemui detikcom diruang kerjanya, Rabu (24/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditanya apakah bunker ini dulunya ditutup oleh warga karena pernah digunakan semedi atau praktik lainnya, Franoto pun membantah hal itu. Penutupan murni dilakukan untuk menutupi jejak milik negara yang dikelola oleh PT KAI.
"Karena sejak lepas dari jaman perang kemerdekaan bunker ini memang fungsinya sebagai jalur logistik dan jalur keluar masuk para pejabat dulu. Karena letaknya juga dekat dengan gudang logistik," tegasnya.
Jika memang terbukti jika di bawah bunker yang terletak di Jalan Stasiun Barat ini peninggalan Belanda dan memiliki nilai sejarah yang besar maka upaya pihaknya dan pemerintah akan dilestarikan sebagai cagar budaya.
"Kalau bunker ini berbau mistis tidak ada, ini murni ditutup oleh warga," kata Franoto.
Pihaknya pun memilik Unit Heritage untuk melakukan penelitian terhadap bunker tersebut. Tak hanya itu saja, ucapan selamat datang akan dilakukan kepada pihak-pihak terkait yang ingin membantu untuk melakukan kajian atas bangun bersejarah bawah tanah ini.
"Tentu pemerintah sangat perhatian sekali dengan adanya temuan bunker ini, dan kita sangat welcome kalau misalnya ada intansi lain terutama dari pihak cagar budaya untuk sama-sama meneliti bersama kami agar kedepannya bisa digunakan sebagai lokasi wisata sejarah," ucapnya.
"Yang penting kita jaga aset dulu keberadaan bunker ini. Karena semua pihak setelah ditemukan ini (bunker) dan terbuka semua mengakui itu aset kami (PT KAI)," tutup Franoto. (dra/dra)