Status Quo atau Pembaruan

Kongres II PDIP (1)

Status Quo atau Pembaruan

- detikNews
Senin, 28 Mar 2005 09:24 WIB
Jakarta - 'Perang terbuka' di PDIP mulai hari ini resmi meletus. Lewat Kongres Nasional II, 'moncong putih' akan menentukan masa depannya.Hajatan besar ini digelar hingga 2 April mendatang, di The Hotel Grand Bali Beach, Denpasar, Bali. Kongres akan diikuti hampir 2 ribu peserta yang merupakan kader banteng dari seluruh penjuru wilayah Indonesia. Banyak pihak meramalkan Kongres II PDIP kali ini bakal berjalan lebih seru dari pada kongres I.Hal tersebut memang bukan sekadar ramalan belaka. Tanda-tanda yang menunjukkan hal itu bakal terjadi sudah terlihat lama sebelum kongres digelar. Kubu PDIP terbagi dalam dua aliran besar, kelompok status quo dan mereka yang menyebut dirinya sebagai kelompok pembaruan.Kubu yang disebut sebagai kelompok status quo, menginginkan Megawati Soekarmoputri kembali menjabat sebagai Ketua Umum PDIP. Mereka juga mengiginkan ketua umum tetap memiliki hak prerogratif dan formatur tunggal dalam kongres tersebut. Kelompok status quo ini berada di bawah komando, Sekjen PDIP Sutjipto, Wakil Sekjen Pramono Anung dan Gunawan Wirosardjono. Mereka juga dikenal dengan sebutan gang of three.Sedangkan kelompok pembaruan di motori oleh Sukowaluyo Mintohardjo dan Arifin Panigoro sebaliknya. Mereka menawarkan berbagai usulan yang selama ini sangat asing di kalangan kader PDIP. Salah satunya, pembentukan presidium ketua umum dan penghapusan hak prerogratif. Kelompok PDIP menilai PDIP harus melakukan berbagai gebrakan baru untuk meraih sukses pada pemilu 2009 mendatang.Namun kelompok pembaruan ini membantah semata-mata untuk menggusur Megawati dari PDIP. Mereka hanya berniat menempatkan mantan presiden itu sebagai Ketua Dewan Pengarah. Dengan demikian bersama tokoh senior PDIP lainnya, Megawati tidak perlu mengurus hal-hal teknis urusan cabang dan wilayah.Keinginan Megawati untuk maju kembali sebagai ketua umum PDIP dinilai sebagai hal yang wajar. Tetapi sebagai seorang demokrat, Megawati juga diminta harus mau membuka jalan bagi calon lain yang ingin maju. Bukan sebaliknya dihambat, bahkan dituduh tidak loyal dan sebagainya.Perseteruan antara kedua kubu ini terus menjadi-jadi menjelang pelaksanaan Kongres Nasional PDIP. Adu klaim akan mendapat dukungan mayoritas dalam kongres juga ramai dilakukan. Pramono Anung menegaskan keinginan kelompok pembaruan ini bakal menjadi sekadar mimpi. Pasalnya, 99 persen peserta kongres tetap menginginkan Megawati selaku Ketua Umum PDIP. Hal tersebut terlihat dari hasil konferensi cabang khusus (konfercabsus) dan konferensi daerah khusus (konferdasus).Sedangkan kubu pembaruan mengatakan, apa yang mereka cita-citakan bakal jadi kenyataan. Seperti dikatakan, bekas Bendahara Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia yang juga tokoh gerakan pembaruan, Laksamana Sukardi mengatakan, setidaknya 800 utusan cabang di Indonesia telah menyatakan dukungan gagasan-gagasan gerakan pembaruan PDI Perjuangan.Sementara itu, hasil polling yang dilakukan Soegeng Sarjadi Syndicated (SSS) terhadap 5000 responden menunjukkan peluang Megawati masih tinggi. Detilnya, 57 persen responden masih menginginkan Megawati menjadi ketua umum PDIP. Tokoh lain yakni Sophan Sopian memperoleh 22 persen, Guruh Soekarnoputra 13 persen dan Roy BB Janis 7 persen. Sofyan Sophian sendiri telah menyatakan mundur dari pencalonan Ketua Umum PDIP.Perseteruan tidak sekadar hanya adu klaim didukung oleh suara mayoritas. Suhu yang tinggi juga terasa di arus bawah sesama kader banteng lewat perang spanduk dan sebagainya. Bahkan dalam beberapa kesempatan, adu jotos nyaris tidak terhindarkan. Beberapa kali deklarasi kubu pembaruan berakhir ricuh diamuk kubu pro-status quo. Sukowaluyo sendiri pernah diludahi ketika menghadiri deklarasi pembaruan PDIP di Semarang, Jawa Tengah.Nampaknya terkait hal itu pula pengamanan di sekitar tempat penyelenggaraan kongres PDIP ini dijaga sangat ketat. Aparat keamanan, dibantu pecalang atau satgas PDIP akan memeriksa siapa saja yang masuk ke arena kongres. Bantuan dari ratusan personel TNI yang bersifat on call juga disiagakan.Sekali lagi, 'perang terbuka' antara dua kelompok besar yang mengusung kepentingan masing-masing hari ini resmi dimulai. Bagaimana perang ini akan berakhir memang masih menjadi pertanyaan. Akankah kongres PDIP ini bisa merapatkan kembali barisan kader-kader banteng atau justru menjadi kuburan bagi PDIP? Kita lihat saja. (djo/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads