Ahok mengatakan, gedung tersebut dibangun pada saat PD Pasar Jaya dipimpin oleh direksi yang lama. Biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 14 miliar.
"Gedung ini dibuat oleh direksi lama. Menurut saya, harus minta audit. Kalau ini habis Rp 14 miliar, lihat gedung ini, ini kemahalan. Makanya saya sudah minta, tim saya BPKP turun, ini diaudit," kata Ahok di gedung kantor baru PD Pasar Jaya, Jl Cikini Raya nomor 90, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya enggak mau direksi lama lepas tangan, kemudian yang baru kena. Saya mau audit ini kemahalannya berapa. Kita mesti tahan enggak bayar kan. Sebagian enggak mau bayar. Karena ini kemahalan,"katanya.
Gedung tersebut terdiri dari empat lantai. Untuk naik ke lantai dua, menggunakan eskalator. Sayangnya, pada saat peresmian gedung ini, pendingin ruangan tidak berfungsi dengan baik.
"Lihat saja tuh, mana ada cerita lantai ini penyok-penyok. Sudah kaya aku saja yang semen. Ini AC belum jalan lagi, belum beres. Eskalator lama masih pakai merk Gold Star, Gold Star ini baru berubah jadi LG. Sudahlah, enggak apalah, aku kan emang paling sabar sebetulnya," tambah Ahok.
Sementara itu, Direktur Utama PD Pasar Jaya yang berada di sebelah Ahok mengaku tidak masalah jika pembangunan gedung tersebut harus diaudit.
"Tidak apa-apa, kan lebih baik buat kami. Agar lebih transparan. Kan tujuannya Pasar Jaya begitu, transparan saja semuanya," kata Arief.
Saat ditanya, Arief mengaku tak tahu tentang proses lelang pembangunan gedung tersebut. Dia hanya bertugas mempercepat pembangunan agar bisa digunakan.
"Saya harus cek kapan dibangunnya. Tapi saya cuma percepat agar ini jadi," katanya.
"Kamia akan terbuka semuanya," tambah Arief. (rjo/rvk)











































