Pengakuan Sejoli Bule Bunuh Aipda Wayan, Tas Hilang hingga Bakar Baju

Pengakuan Sejoli Bule Bunuh Aipda Wayan, Tas Hilang hingga Bakar Baju

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Rabu, 24 Agu 2016 10:07 WIB
Pengakuan Sejoli Bule Bunuh Aipda Wayan, Tas Hilang hingga Bakar Baju
Foto: Aditya Mardiastuti/detikcom
Jakarta - Setelah berkelit, David Taylor (34) akhirnya mengaku membunuh Aipda I Wayan Sudarsa. Di bawah pengaruh miras, warga Inggris ini membabi buta menganiaya polisi yang dituding mengambil tas milik kekasihnya, Sara Connor.

David mengungkapkan pembunuhan itu berawal dari hilangnya tas Sara yang berisi uang Rp 3 juta dan ATM di kawasan Kuta, Badung, Bali, pada 17 Agustus 2016 dini hari. David saat itu bertemu dan menuding Wayan telah mengambil tas Sara yang merupakan warga Australia ini.

Wayan mengaku tidak mengambil tas Sara, namun David nekat merogoh kantong Wayan. Meskipun Wayan juga mengaku sebagai polisi, tapi David yang sedang mabuk itu tetap tak peduli.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tindakan David memicu emosi Wayan. Keduanya akhirnya terlibat perkelahian. David kian beringas dan menganiaya Wayan hingga tewas. David dan Sara kemudian meninggalkan Wayan yang terkapar. Mereka juga sempat membakar baju-baju yang dikenakan saat kejadian dan pindah homestay di Jimbaran.


Berikut pengakuan David dan Sara:

1. Tas Kekasih Hilang

Foto: Kuasa hukum David Taylor Yan Errick dan Haposan Sihombing di Polresta Denpasar (Foto: Aditya Mardiastuti/detikcom)
Berdasarkan keterangan David, pembunuhan itu semata-mata dipicu hilangnya tas kekasihnya, Sara Connor.

Menurut Kapolrestabes Denpasar, Kombes Hadi Purnomo, korban berada di pinggir jalan saat kejadian. Dia dihampiri David dan dituduh mengetahui tas kekasihnya. "Digeledah sama David. Setelah itu adu kontak. Anggota bilang saya enggak ngambil, enggak tahu," kata Hadi di kantornya, Jl Gunung Sanghyang, Denpasar, Selasa (23/8/2016).

"Ah kamu, polisi pembohong, polisi gadungan," tambah Hadi menirukan ucapan David.

Akhirnya, lanjut Hadi, terjadi clash. Korban tersinggung, karena sebagai aparat dia digeledah.

2. Wayan Tewas, Dikira Pingsan

Foto: Ilustrasi/Thinkstock
David mengaku memukul korban dengan botol bir hingga pingsan. Wayan dihajar secara keji oleh David dengan menggunakan sejumlah barang. Mulai dari teleskop milik korban, HP, hingga botol bir.

Wayan tewas dengan luka tusukan pecahan botol bir. Seragam dinasnya acak-acakan. "Pada saat ditindih tersebut dicoba dilerai oleh si Sara, pada saat itulah ada teropong. Teropong itu dipukulkan sambil bertanya di mana tas saya," kata kuasa hukum David, Haposan.

Dia bicara ke kekasihnya, Sara Connor (45), bahwa korban hanya pingsan. Itu jadi alibi bahwa dia tak melakukan pembunuhan.

"David bilang ke Sara, tenang saja dia (Wayan Sudarsa) pingsan, nanti akan sadar sendiri," kata Kapolesta Denpasar Kombes Hadi Purnomo di kantornya, Jl Sangyang, Denpasar, Selasa (23/8/2016).

3. Bakar Baju

Foto: Aditya Mardiastuti/detikcom
Setelah bertikai, David dan Sara meninggalkan Wayan yang sudah terkapar.

Mereka kembali ke tempatnya menginap lalu pada hari itu berpindah homestay di kawasan Jimbaran.

"Jadi mereka pulang ke penginapan. Mereka mandi, besoknya berpindah ke Jimbaran," ungkap kuasa hukum David, Haposan Sihombing, di Polresta Denpasar, Jalan Gunung Sanghyang, Bali, Senin (22/8/2016) malam.

Setelah pindah ke Jimbaran, Sara mendapat telepon dari temannya yang ada di Australia bahwa ia tampaknya terlibat masalah di Bali. Kemudian, Sara dan David pergi ke suatu tempat yang ada di Jimbaran untuk membakar pakaian yang dikenakan mereka ketika peristiwa terjadi.

"Kalau enggak salah di Jumat (19/8) sekitar pukul 09.00 WITA Sara menerima telepon dari Almo temannya dari Australia. Setelah menerima telepon tersebut, (yang menyebut Sara) sepertinya ada masalah di Bali, selanjutnya mereka siang pergi ke suatu tempat di Jimbaran," terang Haposan.

"Mereka berdua nih. Jadi si David membonceng si Sara. Dibungkuslah pakaian-pakaian yang mereka pakai pada Rabu (17/8) dini hari. Mereka membakar pakaian tersebut di suatu tempat di Jimbaran di tempat yang sepi," imbuhnya.

Meski terkesan ingin menghilangkan jejak, keduanya lalu pergi ke Konsulat Australia yang ada di Bali untuk menyerahkan diri. Saat itulah mereka ditangkap.
Halaman 2 dari 4
(aan/dra)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads