dr Isa M Noor, humas dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Makkah menyebut ada beberapa faktor jemaah bisa terganggu emosi dan perilakunya selama berhaji. Salah satunya adalah penyesuaian di tempat baru. Banyak jemaah, terutama yang berusia lanjut, baru mendapat pengalaman pertama ke luar negeri, naik pesawat terbang, bahkan mungkin ke luar daerah.
Selain itu, tak sedikit juga jemaah yang shock dengan persoalan bahasa dan komunikasi, sampai kurangnya rasa percaya diri. Bahkan juga ada yang tak bisa menakar emosinya saat terpisah dari pendamping, fisik yang kelelahan, sampai cuaca yang terlalu panas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada juga jemaah yang kaget dengan penuhnya Masjidil Haram atau Arafah Mina. Di lokasi tersebut, berkumpul jutaan manusia dari berbagai negara. "Ada yang kadang kebingungan dengan kondisi tersebut," tambahnya.
![]() |
dr Melza, kepala seksi kesehatan Daker Makkah memberikan tips bagi para jemaah agar terhindar dari gangguan emosi dan perilaku. Salah satunya dengan cara meningkatkan kepasrahan kepada Allah SWT saat berhubungan dengan lingkungan baru. Dengan ibadah, emosi akan cenderung stabil dan tidak terlalu kaget menghadapi situasi baru.
dr Ika Nurfarida dari penanggung jawab medis di KKHI menambahkan, pertolongan pertama pada orang yang mengalami gangguan perilaku adalah dengan cara meminum banyak air. Bisa jadi gangguan tersebut berawal dari dehidrasi.
![]() |
"Setelah itu didekati, baru ditenangkan," kata dr Ika.
Bila ada jemaah yang sudah mulai membahayakan diri dan orang lain perilaku emosinya, maka dokter akan menyarankan agar jemaah dibawa ke KKHI untuk ditangani oleh psikiater yang sudah disiapkan. Di KKHI Makkah, ada ruang khusus untuk penanganan emosi dan perilaku.
Data hingga 17 Agustus 2016, ada pasien 20 pasien jemaah haji yang mengalami gangguan emosi dan perilaku di klinik kesehatan Madinah. (mad/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini