Taman yang dulunya alun-alun ini kini disulap menjadi penuh bunga, ornament khas Sunda, dan dua air mancur ukuran besar dengan monument kujang di tengahnya. Dan mulai hari ini taman tersebut resmi dibuka untuk umum.
"Sebelumnya kan dibuka hanya untuk kegiatan khusus saja seperti upacara 17 Agustus, tapi sekarang pengerjaan sudah hampir beres jadi dibuka untuk umum," jelas Dedi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi taman ini akan mengajarkan kita mengenai kesetaraan dalam kehidupan," ucapnya.
![]() |
Di tempat ini terdapat dua bangunan leuit atau lumbung padi khas sunda yang berukuran raksasa. Leuit itu dilengkapi dengan berbagai ornament khas petani di desa. Rencananya, dalam waktu dekat taman ini pun akan dipenuhi oleh aneka hewan yang juga berfungsi sebagai taman pendidikan.
Dalam peresmian itu pun, bupati yang akrab disapa Kang Dedi itu juga sekaligus membuka pameran etnik yang terdiri dari berbagai jenis makanan tradisional dan aneka macam kerajinan. Bukan hanya etnik khas Jabar, namun beberapa daerah seperti Sumatera Utara, Bali, Kalimantan Tengah, hingga Papua ikut meramaikan acara yang akan berlangusng hingga Sabtu 27 Agustus mendatang.
Berbeda dengna pameran lainnya, di tempat ini para perajin langsung membuat makanan atau aneka macam souvenir langsung di hadapan para pengunjung. Nantinya pengunjung pun bisa langsung membeli dari pedagang.
Dari pantauan detikcom, di tempat ini terdapat sekira 20 stand yang diisi oleh para pelestari etnik Indonesia. Di antaranya adalah cara pembuatan nasi akeul, pembuatan rangginang, kecimpring, kue pandan khas Wanayasa, tenun Majalaya (Kabupaten Bandung), aneka souvenir Kampung Naga (Tasikamalaya), dan aneka souvenir dari Bali, Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, hingga Papua.
Selama satu minggu kedepan mereka akan memamerkan keahliannya langsung pada masyrakat mulai dari pagi hingga menjelang malam. (Hbb/Hbb)