Dalam website Kementerian Agama disebutkan para jemaah pria memakai dua helai kain yang tidak berjahit, satu diselendangkan di bahu dan satu disarungkan menutupi pusar sampai dengan lutut. Berikut langkah-langkahnya:
Satu helai kalian untuk bagian bawah badan.
1. Kedua kaki jangan dirapatkan tapi dibuka lurus bahu.
2. Bentangkan kain lalu lilitkan melingkari pinggang. Bagian kiri lebih panjang.
3. Bagian kanan ditarik ke pinggang kiri. Sisa kain di kanan ditarik ke bagian tengah. Lalu gulung seperti menggunakan sarung.
4. Agar tidak melorot sebaiknya memakai sabuk, posisinya di atas pusar. Gulung kembali hingga sabuk tidak terlihat.
5. Kain ihram harus dipakai menutupi pusar dan di atas mata kaki atau sampai betis. Hal ini karena aurat laki-laki adalah dari pusar hingga ke lutut.
Coba posisi jongkok untuk memastikan bagian bawah tertutup sempurna.
Selesai untuk pakaian bagian bawah. Selanjutkan kain kedua digunakan untuk pakaian ihram bagian atas.
1. Bentangkan kain di bagian belakang punggung. Kain bagian kanan lebih panjang.
2. Tarik kain yang ada di tangan kanan melingkari leher. Kedua bahu tertutup kain.
Posisi ini biasa digunakan untuk salat,sai dan ibadah lainnya selain tawaf.
Untuk tawaf pakain Ihram digunakan dengan cara idtiba, yaitu dengan membuka bahu sebelah kanan dan membiarkan bahu sebelah kiri tertutup kain Ihram.
Caranya tarik kain yang ada di tangan kanan melalui bawah ketiak lalu diselempangkan ke belakang ke arah bahu kiri. Sehingga bahu kanan terlihat.
Tips tambahan:
- Pilih bahan yang menyerap keringat dan tidak panas.
- Pastikan gerakan tangan, kaki dan lainnya tidak terkekang dengan kain Ihram.
- Bagi jemaah yang berbadan gemuk bisa menggunakan salep di sekitar paha agar tidak lecet.