"Mengetahui hal itu, Gubernur Kalimantan Barat Cornelius telah menetapkan siaga darurat kebakaran hutan dan lahan yang berlaku sejak 1/6/2016 hingga 1/9/2016. Untuk mengatasi hotspot kebakaran hutan dan lahan yang meluas, Gubernur juga telah mengajukan surat permintaan bantuan kepada BNPB agar mengerahkan helikopter water bombing, hujan buatan dan helikopter patroli," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan tertulis yang diterima detikcom, Jumat (19/8/2016).
Menurut Sutopo, BNPB telah menyiapkan dua helikopter water bombing, perijinan terbang ke Kementerian Perhubungan juga masih diproses. BPPT juga telah menyiapkan pesawat terbang Casa milik TNI AU dan bahan semai untuk hujan buatan. Diperkirakan hujan buatan dapat dilakukan minggu depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu Sutopo menjelaskan, jumlah titk hotspot terpantau fluktuatif setiap harinya. Hal ini terjadi karena kebakaran hutan dan lahan masih terjadi di beberapa tempat di Riau.
"Pantauan satelit menunjukkan sebaran asap atau gas CO2 menyebar hingga Selat Malaka. Namun demikian belum mempengaruhi kualitas udara di Malaysia dan Singapore. Indeks Standar Pencemaran Udara di Malaysia dan Singapore masih baik," tambah Sutopo.
Dari pemantauan satelit Modis milik Lapan terdapat 339 hotspot pada Jumat pagi (19/8/2016) yaitu 218 hotspot untuk hotspot dengan tingkat kepercayaan Sedang (30 - 79%) dan 121 hotspot untuk tingkat kepercayaan Tinggi (80 - 100 %).
Tingkat kepercayaan Sedang tersebar dari Kalimantan Barat hingga Gorontalo. "Kalimantan Barat 96, Kalimantan Selatan 7, Kalimantan Tengah 16, Kalimantan Timur 1, Jawa Barat 2, Jawa Tengah 1, Jawa Timur 1, NTT 14, Bangka, Belitung 17, Maluku 8, Maluku Utara 1, Sulawesi Selatan 7, Sulawesi Tengah 1, Sulawesi Tenggara 1, Sumatera Barat 2, Sumatera Selatan 9, Sumatera Utara 14, Jambi 4, Kepulauan Riau 1, Riau 10, Lampung 1, Papua 2, dan Gorontalo 1," sebut Sutopo.
"Sedangkan 121 hotspot untuk tingkat kepercayaan Tinggi tersebar di Kalimantan Barat 62, Kalimantan Selatan 1, Kalimantan Tengah 7, Kalimantan Timur 1, NTT 1, Bangka Belitung 7, Lampung 1, Riau 22, Sumatera Selatan 4, Sumatera Utara 14, dan Sulawesi Selatan 1," lanjutnya.
Ditambahkan Sutopo, upaya pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan terus dilakukan oleh ribuan personil satgas terpadu dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Damkar, relawan dan karyawan perusahaan perkebunan. Bulan September adalah puncak kemarau dan menjadi periode kritis kebakaran hutan dan lahan, oleh karena itu penanganan akan terus diintensifkan. (adf/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini