Kepada detikcom, Jumat (19/8/2016) Prabowo menuturkan pengalaman tak enaknya itu. Pada Rabu (17/8) dia dihampiri petugas Singapura dan menanyakan tujuan kepergiannya. Prabowo kemudian dibawa ke lounge dan ditanya-tanya mengenai banyak hal.
"Ini prosedur, nama bapak masuk black list," jelas Prabowo menirukan ucapan petugas Singapura itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan bahasa Indonesia, Prabowo meminta petugas itu mencari data dirinya di google. Kemudian soal aktivitasnya dia juga meminta agar melihat di facebook serta media sosial.
"Mereka kemudian berdiskusi lama," ujar mantan Kasum TNI itu.
Prabowo Juga ditanya mengenai teman atau kenalannya di Singapura. "Saya minta mereka tanya pimpinan tentara Singapura," ujarnya.
Hampir satu jam proses interogasi berlangsung, hingga akhirnya dia diperbolehkan pergi. Saat itu, Prabowo transit dalam perjalanan dari Fiji ke Jakarta.
"Saya bertanya ke mereka apakah saya ini teroris? Apakah saya pelaku kriminal? Saya nggak pernah ke Singapura, dahulu saat bertugas juga memakai paspor dinas," urai dia. Prabowo tak tahu mengapa dirinya bisa masuk daftar hitam.
Prabowo merasa ada diskriminasi kepada dirinya. Padahal dia tak melakukan apapun. "Kemudian ada Athan menelepon saya, saya nggak tahu dia dapat informasi dari mana," tutup Prabowo yang kini sudah berada di Indonesia dan menuliskan apa yang terjadi pada dirinya di facebook. (dra/dra)