"Sebenarnya ada Software yang sudah bagus sekali diterapkan di negara maju sudah. Namanya C-MIS, Case Management Information System," kata Tito saat ditanya soal penanganan kasus yang mandeg.
Tito menyampaikan itu saat jumpa pers bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB) Asman Abnur di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (19/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga bisa diakses oleh pimpinan dengan cepat. Seperti ada kasus lima tahun, itu bisa diakses dengan cepat dalam hitungan detik. Kasus itu nomor segini atas nama tersangka ini atau pelapor ini itu sudah sejauh mana. Itu bisa dikontrol dengan statistik," paparnya.
"Bahkan bisa dibuat sistem warning, berapa lama kasus yang sudah setahun yang tidak jalan, itu dibuka programnya kelihatan, pelaksananya siapa dan Polda mana. Nah, ini yang sedang kita bangun sistem ini," sambungnya.
Sebab, Tito kembali mengatakan, sistem yang dipakai selama ini masih manual. Seluruh file kasus yang ditangani penyidik disimpan dalam laci.
"Kalau nanya perkembangan dibuka-buku dulu berkasnya. Penyidik lagi di luar kota tidak bisa kemana-mana. Apalagi kalau sampai terbakar gedungnya atau hilang berkasnya habislah itu," urainya.
"Nah, ini sedang kita perbaiki. Kita berusaha digitalisasi dengan ITE di sistem penyidikan kita," tutupnya. (idh/bag)











































