"Saya persilakan kepada remaja putri terpilih, untuk menjadi Menaker sehari. Roleplay ini akan menjadi pendidikan politik yang bagus," ujar Hanif dalam siaran pers Kemenaker yang diterima detikcom, Kamis (18/8/2016).
Dia berharap dengan acara ini, maka kementeriannya akan banyak menerima masukan dan gagasan dari para pemuda terkait isu yang ditangani Kemnaker seperti isu buruh anak, buruh perempuan, kepemimpinan, pemberdayaan masyarakat dan sebagainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang sering terjadi adalah para pengkritik menganggap pemerintah tidak peka dengan kritik dan masukan, padahal untuk melaksanakannya harus menyesuaikan dengan dinamika yang terjadi pada birokrasi," ucapnya.
Hanif adalah menteri pertama dari 70 lebih negara yang bekerjasama dengan Plan Internasional, yang bersedia menerima program ini. Di Indonesia, rencananya program serupa akan dilaksanakan di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak serta Kementerian Sosial. Tidak menutup kemungkinan program ini akan di replikasi di negara-negara lain sebagai salah satu acara memperingati Hari Anak Perempuan Internasional.
Dalam pertemuan tersebut, Manajer Komunikasi Plan Internasional Indonesia, Isni Ahmad mengatakan, dalam memperingati Hari Anak Perempuan, Plan Internasional menyerukan kampanye global dengan tema besar 'Because I Am A Girl'. Salah satu kegiatannya adalah aksi simbolis girl leadership 'Sehari Menjadi Menteri'.
"Kami berterima kasih Pak Menaker menyambut baik rencana ini, dan merelakan perannya digantikan oleh remaja putri yang terpilih nanti," ujarnya.
Bagi remaja puteri yang tertarik untuk menjadi menteri sehari, Plan Internasional Indonesia akan mengadakan seleksi bagi para remaja putri usia 15-27 tahun dari seluruh Indonesia untuk menjadi satu yang terpilih menjadi "Menteri Sehari".
Proses pemilihan peserta akan diseleksi melalui video blog (vlog) berdurasi 30 detik yang diunggah oleh peserta dengan tema seputar buruh perempuan, pekerja anak, isu TKW, menghindari perkawinan usia dini, pemberdayaan ekonomi kerakyatan, kepemimpinan perempuan dan sebagainya.
Dalam roleplay nanti, ada peserta yang memerankan fungsi Menaker, juga fungsi-fungsi Direktorat Jenderal yang ada di Kementerian Naker. "Melalui acara ini, kami memfasilitasi peserta terpilih untuk belajar memimpin, mengambil keputusan terkait isu-isu ketenagakerjaan," kata Isni.
Country Director Plan Internasional Indonesia, Myrna Remata Evora mengatakan, pesan yang ingin disampaikan dari Peringatan Hari Anak Perempuan Internasional, diantaranya adalah anak perempuan berhak untuk berpartisipasi dalam tiap pengambilan keputusan, terutama menyangkut masa depan, atau yang berdampak pada kehidupan anak perempuan.
"Di Indonesia, masalah buruh perempuan dan anak masih menjadi persoalan bersama yang harus dipecahkan, sehingga perempuan dan anak tidak mengalami tindakan diskriminasi," kata Myrna.
(rni/jor)