Ini Penjelasan Bos Commuter Line Soal Antrean Kereta yang Kerap Terjadi di Manggarai

Ini Penjelasan Bos Commuter Line Soal Antrean Kereta yang Kerap Terjadi di Manggarai

Yudhistira Amran Saleh - detikNews
Kamis, 18 Agu 2016 19:40 WIB
Foto: Yudhistira AS
Jakarta - Commuter line kerap mengalami antennae saat hendak masuk ke Stasiun Manggarai, Jakarta. Utamanya commuter line jalur Bogor dan Bekasi. Dirut PT Kereta Commuter Line Jakarta (KCJ) MN Fadilah punya penjelasan.

"Tolong dipahami, tahun 2013, perjalanan KRL itu dalam satu hari itu 507 perjalanan. Dan jumlah penumpang yang kita angkut rata-rata 431.886 penumpang. Tiga tahun setelah itu di 2016, penumpang kita itu dalam satu hari rata-rata menjadi 885.642 penumpang. Bahkan sering sekali di tahun 2016 ini menyentuh angka 900 ribu. Jumlah penumpang yang sangat tinggi itu harus kami imbangi juga dengan penambahan jadwal perjalanan KRL," jelas pria yang akrab disapa Fadil dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (18/8/2016).

Menurut dia, bila jumlah commuter line tidak ditambah maka tingkat kepadatan penumpang akan sangat tinggi. Dan berdampak pada keselamatan penumpang itu sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sehingga di tahun 2016, perjalanan KRL per hari itu sudah 897 perjalanan. Itu yang saya bilang tadi 2015 dibanding 2016 volume penumpang kita meningkat 25,5 persen. Manggarai, di stasiun itu dari tahun ke tahun itu yang bertambah hanya dua. Jumlah perjalanan KRL-nya dan jumlah penumpangnya. Sampai dengan saat ini. Sehingga bergantian jalur masuk ke Stasiun Manggarai itu sangat sulit dihindari," tutur dia.

Jadi, PT KCJ mulai tahun lalu tidak henti-hentinya melakukan rekayasa operasional untuk meminimalkan antrean.

"Kita berandai-andai kalau tidak mau antre ya kita harus kembalikan ke tiga tahun lalu kurang lebih perjalanannya. Tapi volume penumpang kita sudah sangat tinggi. Tidak mungkin. Itu cara berpikirnya. Nah solusinya apa? Pemerintah saat ini sedang membangun Stasiun Manggarai ini on progress bisa lihat di lapangan. Yang kerja juga BUMN-BUMN. Nah yang dibangun bukan saja Stasiun Manggarai. Semua stasiun direvitalisasi sama pemerintah sampai Stasiun Cikarang," beber dia.

"Khusus untuk Stasiun Manggarai itu akan dibangun dua lantai. Jalan kalau yang semenan itu kita anggap lantai satu, berarti nanti dibangun lantai dua dan tiga. Kalau kita anggap yang sekarang lantai dasar berarti yang akan dibangun lantai satu dan dua. Ini yang dibangun bukan lantainya saja. Tapi jalan relnya juga dinaikkin ke atas. Desain dari pemerintah bersama dengan PT KAI dalam mengatasi ini secara permanen permasalahan antrean Manggarai itu secara fisik mengatasi perpotongan jalur dari Bogor dan Bekasi," sambungnya.

Menurutnya, sebaliknya juga sama dari arah Sudirman dan Cikini juga nanti dipisahkan secara fisik. Nantinya selepas Stasiun Tebet kereta akan bertahap naik ke atas. Sehingga di Stasiun Manggarai itu tidak lagi ke posisi sekarang.

"Kalau ini jadi, ketepatan waktu dan meminimalisir antrean itu bisa nol. Ketepatannya bisa sangat tepat. Sekarang mengapa masih ada antrean? Karena memang volume penumpang meningkat," tegas dia.

Menyinggung soal bentuk kursi di peron yang kini berubah ala dengan bentuk mirip jemuran, menurutnya itu guna mengantisipasi membludaknya penumpang di stasiun.

"Bahwasanya di stasiun itu setiap tahunnya yang bertambah jumlah perjalanan keretanya dan penumpangnya. Peron tak pernah bertambah luas. Oleh karena volume penumpang semakin tinggi, maka kami harus melakukan sesuatu di peron. Supaya mobilitas penumpang naik turun kereta itu tidak terganggu. Toh kita tetap menyediakan kursi prioritas di peron," tutup dia. (yds/dra)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads