Hanafi menilai, banyak di antara masyarakat sipil Filipina yang memiliki jaringan dengan Kelompok Abu Sayyaf dan bisa dimintai bantuan untuk membebeaskan sandera WNI.
"Mereka (masyarakat sipil) ini sudah sering mengurusi konflik di Filipina Selatan," ujar Hanafi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (18/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini kita enggak tahu perkembangannya sejauh apa. Hanya menyampaikan kondisi sandera tapi upayanya apa kita juga mestinya lebih tahu," tutupnya.
Setelah sandera nantinya berhasil dibebaskan, lanjut Hanafi, maka pemerintah diharapkan segera membuat kesepakatan kerja sama yang strategis dengan pemerintah Filipina untuk memberantas Kelompok Abu Sayyaf. Ia berharap kejadian yang sama tak akan terulang lagi.
"Inti Kelompok Abu Sayyaf hanya berjumlah belasan orang, bukan hal sulit untuk memberantas mereka jika political will kedua negara sudah kuat," kata dia.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, mengatakan bahwa Kemlu telah mendapatkan informasi mengenai bebasnya satu orang warga negara indonesia sejak Rabu pagi (17/8).
WNI tersebut merupakan anak buah kapal TB Charles bernama Muhamad Sofyan yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf pada bulan Juni lalu di Filipina Selatan.
"Sejak pagi ini kami sudah mendapatkan informasi mengenai bebasnya satu orang WNI ABK TB Charles atas nama Muhamad Sofyan yang disandera di Filipina Selatan," ujar Iqbal melalui keterangan tertulisnya, Rabu (17/8/2016). (hri/hri)











































