Sudirman kini malah laris manis diundang mengisi acara. Sederet jadwal sudah menunggunya. Bahkan, sehari setelah diberhentikan Presiden Jokowi, Sudirman sudah diundang kampusnya, STAN, untuk bicara mengenai kepemimpinan. Setelahnya, Master Bidang Administrasi Bisnis dari George Washington University, AS, ini memenuhi undangan di sejumlah tempat untuk berbagai ilmu dan motivasi.
"Sehari setelah selesai tugas saya diundang di kampus STAN, bicara mengenai leadership. Kemudian besoknya ke UI, besoknya lagi ke acara training di Bogor. Ada banyak teman-teman yang ngundang untuk diskusi. Ini juga lagi menjadwalkan beberapa undangan, di Trisakti, di beberapa kampus, Unsoed segala macam," ujar Sudirman saat berbincang dengan detikcom di rumah yang di kontraknya di Jl Cibeber, Jakarta Selatan, Rabu (11/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudirman Said ingin menulis soal ekonomi dan demokrasi (Hasan Alhabsyi/detikcom) |
Tak hanya di dalam negeri, Sudirman Said juga diantre di sejumlah negara. Hingga wawancara dengan detikcom Rabu (11/8) pekan lalu, tercatat sudah tiga kota dunia yang masuk dalam jadwal Sudirman, yaitu Manila, Bangkok dan London. Di tiga kota itu, mantan Dirut PT Pindad ini ini diundang untuk menebar inspirasi.
Meski melanglang buana diundang ke tiga kota di tiga negara, Sudirman tetap membuka kesempatan selebar-lebarnya bagi pihak-pihak dalam negeri yang ingin mengundangnya. Pria yang pernah menjabat Penanggung Jawab Sementara Rektor Universitas Paramadina ini bahkan akan mengutamakan memenuhi undangan kampus-kampus di luar Jakarta.
"Kalau tidak ada tugas yang berat-berat banget, mungkin saya punya waktu ketemu anak-anak muda, diskusi," ujar pria 53 tahun ini.
Selain mengisi acara diskusi, Sudirman juga punya rencana menulis. Mantan koresponden media nasional sewaktu menuntut ilmu di Washington DC, AS, ini ingin mendalami soal hubungan demokrasi dan ekonomi.
"Tapi barangkali saya tidak akan masuk ke isu-isu energi secara spesifik, karena rasanya tidak elok saya berkomentar mengenai energi. Di negeri ini kan banyak sekali isu yang bisa kita angkat, soal ekonomi keseluruhan, soal demokrasi, soal leadership, itu mungkin hal-hal yang menarik minat saya. Jadi mendalami hubungan demokrasi dan ekonomi itu menarik untuk di... karena saya merasa demokrasi hanya bisa sustain, hanya dijaga keberlangsungannya kalau ekonominya berkualitas. Kalau ekonominya tumbuh tidak berkualitas, kemudian kesenjangan makin lebar, demokrasi dibajak oleh para pemilik modal dan itu tidak sehat," ulas Sudirman.
Sudirman Said dan istri di Telaga Ranjeng (Hasan Alhabshy/detikcom) |
Selain kesibukannya di ruang publik, Sudirman juga ingin mengisi hari-harinya dengan mempererat hubungan dengan keluarga barunya. Sudirman yang baru menikah dengan Astried Swastika (46) pada 5 Juni 2016 lalu memiliki 7 anak, 6 di antaranya dari pernikahan sebelumnya. Meski sebagian anak-anaknya sudah dewasa -- paling kecil SMA --, Sudirman ingin memperkuat ikatan di keluarga barunya.
"Ini kesempatan baik untuk bonding dengan keluarga, keluarga baru segala macem, cukup sibuk, tapi pressurenya jauh berkurang," ujarnya sambil tersenyum.
(tor/fjp)












































Sudirman Said ingin menulis soal ekonomi dan demokrasi (Hasan Alhabsyi/detikcom)
Sudirman Said dan istri di Telaga Ranjeng (Hasan Alhabshy/detikcom)