Bupati Natuna Siap Kedatangan Nelayan dari Pulau Jawa

Bupati Natuna Siap Kedatangan Nelayan dari Pulau Jawa

Kartika Sari Tarigan - detikNews
Kamis, 18 Agu 2016 08:02 WIB
Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal (Foto: Kartika Sari Tarigan/detikcom)
Natuna - Pemerintah berencana akan mengirimkan kapal-kapal besar beserta nelayan dari Pulau Jawa ke Natuna, Kepulauan Riau. Wacana itu disambut baik Pemda Natuna.

"Iya lah kapal dengan nelayannya. Kalau kapalnya saja (yang didatangkan) enggak mampu kita. Kalau di sini, biasanya kan pergi pagi sore pulang, ini sampai 2 minggu 1 bulan di laut. Saya setuju karena kita bicara Indonesia bukan Natuna tok," kata Bupati Natuna, Abdul Hamid Rizal kepada wartawan di Pantai Kencana, Natuna, Kepri, Rabu (17/8/2016).

Hamid menjelaskan, pihaknya sudah mengajukan permintaan kepada pemerintah pusat untuk mengubah sebutan Laut Cina Selatan menjadi Laut Natuna. Dengan demikian, ada rasa kepemilikan terhadap wilayah sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Supaya masyarakat kita tahu Laut Natuna, bukan laut orang lain. Ini wilayah kita jangan sebut punya orang. Nanti anak-anak taunya itu punya orang. Ini dari anak-anak sudah kita sosialisasikan bahwa ini laut kita," ungkap Hamid.

Baca Juga: Jokowi Ingin Nelayan di Jawa Melaut ke Perairan Natuna

Lanjut Hamid, Laut Natuna terbentang seluas 200 mil dan termasuk dalam ZEE Indonesia. Potensi laut yang sangat kaya memang kerap membuat nelayan asing tergiur untuk berburu ikan.

"Di sini banyak ikan tuna, kan yang baru diolah 9,3 persen. Masih banyak kan. Potensi tambang kalau gas itu sebenarnya besar. Itu 55 triliun pakai kubik, di sebelah timur, perbatasan dengan Malaysia," ujar Hamid.

"Tapi katanya itu harus dikembalikan ke perut bumi, jadi 28 persen saja gasnya. Itu akan dicek ulang. Nanti kita sudah lapor pemerintah akan cek ulang," imbuhnya.

Hamid kembali mengungkapkan harapannya agar Natuna segera mendapat bantuan nelayan dari pulau luar. Dia mengatakan nelayan tradisional kurang jumlahnya untuk menjaga perairan terluar Indonesia itu.

"Nelayan kita hanya nelayan tradisional dengan grosetone nya 2 GT. Kan enggak bisa jauh-jauh. Maksimal 20 mil sedangkan kita punya wilayah 200 mil. Jadi makanya kalau mau didatangkan kapal-kapal ikan yang besar, yang ada dari Tegal, Rembang itu didatangkan itu untuk menjaga daerah perbatasan laut Indonesia. Kalau itu sudah dipenuhi dengan kapal-kapal kita, kan kapal-kapal lain juga mikir mau masuk," papar Hamid.

"Dan nelayan Natuna yang berminat ikut serta di kapal besar itu dikasih kesempatan. Kan wilayah tangkap pun dijaga. Jadi kapal yang itu nanti tidak boleh masuk di wilayah tangkap nelayan tradisional," sambung Hamid.

(imk/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads