Contohnya saja Rori, pedagang berusia 35 tahun ini sudah sejak tahun kemarin menjajakan barang dagangan berupa pin Garuda Pancasila di area ring 1 di depan Istana Merdeka. Ia selain menjual pin juga menjual gantungan kunci berlogo Istana Kepresidenan.
"Saya sudah jualan di sini sejak tahun lalu. Dan Alhamdulillah tahun ini bisa kembali berjualan. Tadi di sini sejak pukul 09.00 WIB," kata Rori kepada detikcom di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (17/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Rori menjual pin dan pernak-pernik kemerdekaan dengan ragam variasi harga. Mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 90 ribu.
"Kalau pin Garuda Pancasila yang dari kuningan, itu harganya Rp 35 ribu. Tapi kalau biasa Rp 15 ribu dapat. Terus kalau gantungan kunci, satunya Rp 10 ribu. Bila beli satu pak itu harganya Rp 90 ribu isi 9 buah," terang Rori.
![]() |
Saat ditanya bagaimana bisa berjualan di ring 1 Istana ketika HUT RI, Rori menjelaskan bahwa dirinya ikut mendaftar di Kementerian Sekretariat Negara ketika ada pendaftaran. Tak ada syarat khusus agar bisa berjualan di area Istana Merdeka.
"Yang penting ada dagangannya, jujur, terus patuh aturan. Jadi bila selesai acara, harus segera dibereskan dan bergegas meninggalkan tempat ini," imbuhnya.
Hingga pukul 13.30 WIB, Rori sudah meraup Rp 700 ribu. Sementara itu, para pembeli rata-rata membeli dagangan Rori untuk menunjukkan rasa bangga kepada Indonesia.
"Bangga aja. Kan diundang istana kemudian datang pakai pin Garuda Pancasila. Jadi lebih berasa nasionalismenya," tutur seorang pembeli bernama Ibnu.
Selain Ibnu, ada pula Indah Evriana yang mengaku membeli pin berlogo Istana Kepresidenan sebagai tanda bahwa dirinya pernah ke istana. "Buat dipajang di mobil. Tanda juga pernah ke istana," jawabnya sambil terkekeh.
(yds/erd)













































