Bupati Dedi: Ki Jaga Raksa Dulu Dicaci Kini Antar Bendera Pusaka ke Istana

Bupati Dedi: Ki Jaga Raksa Dulu Dicaci Kini Antar Bendera Pusaka ke Istana

Tri Ispranoto - detikNews
Selasa, 16 Agu 2016 03:53 WIB
Kereta Kencana Ki Jaga Raksa (Foto: Dok Pemkab Purwakarta)
Purwakarta - Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, tak kuasa menahan emosi sekaligus bangga tatkala melampiaskan curahan hatinya soal kontroversi kereta kencana Ki Jaga Raksa yang dulu menuai cacian. Kini kereta itu malah menjadi pilihan Presiden Jokowi sebagai pengantar bendera pusaka dari Monas menuju Istana Negara pada Rabu 17 Agustus 2016 mendatang.

Dedi mengaku awal pembuatan kereta kencana sekitar 2009 dia sering kali menerima caci, maki, bully, ancaman, hingga penghakiman musrik dari individu mau pun kelompok yang tidak setuju dengan idenya itu.

"Dulu selalu ada cacian, makian, bully, hingga saya dibilang musrik. Mereka mempertanyakan mengapa saya membuat dan menyimpan kereta itu (Ki Jaga Raksa)," ucap Dedi saat memberi sambutan dalam acara penurunan bendera pusaka merah-putih milik Pemkab Purwakarta sekaligus pengukuhan anggota Paskibra dan para pengiringnya di Taman Maya Datar, Senin (15/8/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Dedi saat itu dia memiliki alasan kuat hingga harus membuat kereta tersebut jauh-jauh ke Solo. "Setiap hari kita bicara kebesaran Siliwangi, dan orang Jawa Barat, orang Sunda selalu membanggakan Padjajaran dan Siliwangi. Pertanyaan saya adakah penghormatan kita pada Siliwangi dan leluhur kita," tegas pria yang akrab disapa Kang Dedi itu.

Sebagai warga Jabar dan masyrakat Sunda, Dedi pun merasa malu dengan perlakuan masyrakat Bali yang malah lebih menghargai Siliwangi dengan membuat sebuah monument patilasan di Gunung Salak.

"Sedangkan orang Sunda-nya kemana? Mereka malah malah menjual kebesaran nama Siliwangi dan Padjajaran dalam bentuk proposal," sesalnya.

Meski sempat disebut musrik Dedi tetap berkeyakinan jika penghargaan dalam bentuk membuat kereta kencana tersebut tak lain untuk mengingatkan masyarakat akan kebesaran dan kebanggaan masyrakat Sunda dan Jabar terhadap Raja Pajajaran, yakni Maharaja Sri Baduga Siliwangi atau lebih dikenal dengan Prabu Siliwangi.

"Nasionalisme kita telah digadaikan pada bangsa Eropa dan Timur hanya atas nama modernisasi dan atas nama pahala. Saya yakin yang bisa menilai dan mengetahui itu semua hanya Allah SWT dan Rasulullah SAW," pungkas Dedi.

Seperti diketahui kereta kencana Ki Jaga Raksa dibuat oleh Pemkab Purwakarta pada tahun 2009 lalu di Solo. Kereta tersebut sengaja dibuat sebagai bentuk penghargaan terhadap Prabu Siliwangi. Nama Ki Jaga Raksa diambil dari gelar Prabu Siliwangi yakni Ki Pamanah Rasa. Secara harfiah Ki Jaga Raksa berarti Sang Penjaga Hati.

Sejak Kamis 11 Agustus lalu kereta kencana yang biasa disimpan di teras Gedung Negara Bale Nagri, Kabupaten Purwakarta itu telah dibawa ke Jakarta. Nantinya kereta tersebut akan membawa replika bendera pusaka dan bendera yang akan dikibarkan dalam upacara kemerdekaan dari Monas ke Istana Negara pada Rabu 17 Agustus 2016.

(dnu/dnu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads