Kondisi mereka yang diharuskan berlatih keras dan hidup disiplin setiap hari menjelang Upacara Hari Kemerdekaan pun membuat kedua Paskibraka tersebut harus rela 'merantau' sementara untuk tinggal di Jakarta dan jauh dari orang tua.
"Iya benar belum pulang ke rumah," kata salah satu Paskribraka yang tinggal di Kepulauan Seribu, Musdalifah (16) di sela-sela latihannya di Balai Agung, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (15/08/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Justru udah lebih dari 20 hari (di Jakarta), malahan hampir sebulan," kata Musdalifah yang masih duduk di bangku kelas XI di 16 SMAN 69 Jakarta.
Musdalifah mengungkapkan bahwa sejak dikarantina, ia baru bertemu dengan orang tua nya di momen ketika dia dikukuhkan sebagai Paskibraka DKI Jakarta hingga tahun 2017 siang tadi. Ia pun tidak dapat menutupi rasa bahagianya ketika bisa melihat sang orang tua menyambutnya ketika acara telah usai.
"Iya emang baru ketemu orang tua hari ini tadi, soalnya kan kangen banget makanya seneng banget," kata Musdalifah yang memiliki tubuh semampai tersebut berseri-seri.
Sama halnya dengan Musdalifah, Apriyadi (16), Paskibraka yang juga berasal dari sekolah yang sama dengan Musdalifah pun mengakui hal yang sama. Apriyadi mengatakan bahwa resiko untuk tinggal di Jakarta membuatnya harus menumpang di rumah salah satu rekan Paskibraka.
"Jadi dari terpilih tinggal di rumah teman karena disuruh, sama senior juga yang lainnya harus mau bantu teman yang dari pulau, makanya saya tinggal ditempat teman," terang Apriyadi di lokasi yang sama.
Apriyadi juga membenarkan bahwa alasan ia tidak pulang ke Kepulauan seribu dan akhirnya menumpang rumah teman karena latihan dan didikan yang diterapkan cukup keras.
"Ya kita dilatih cukup keras tapi untuk kebaikan kita sendiri, kita diperlakukan sama tidak dibedakan" kata Apriyadi.
Untuk masalah pendidikan, Musdalifah dan Apriyadi sepakat bahwa mereka tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Musdalifah dan Apriyadi tetap semangat berlatih dan tidak merasa minder meskipun harus menumpang selama sebulan demi menjadi putra-putri pengibar Bendera Pusaka.
"Ngga masalah sih karena kita latihan sambil belajar juga, kita belajar dirumah teman jadi kita nanya-nanya terus nanya juga pelajaran atau PR sama temen yang di pulau pakai hp," terang Musdalifah yang terpilih menjadi Paskibraka setelah mengikuti seleksi dan bersaing dengan puluhan teman-teman organisasi di sekolahnya.
"Ya ngga masalah kalau kita dari Kepulauan Seribu, kan kita Jakarta juga, ngga masalah ketinggalan pelajaran kan kalaupun ketinggalan masih bisa dikejar dan banyak juga di internet jadi bisa lihat dari sana," tambah Apriyadi. (rvk/rvk)