Pemilik nama lengkap Anies Rasyid Baswedan itu juga sudah mendengar isu itu. Dia tak terkejut, karena sudah sering diisukan demikian.
"Suara-suara itu terdengar dari mulai hari-hari saya mau jadi menteri, sudah dari awal terdengar," kata Anies saat berbincang dengan detikcom di kediamannya, Jl Lebak Bulus Dalam II, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (9/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
|  (Rengga Sancaya/detikcom) | 
Anies membetulkan posisi duduknya, bangkit dari bersandar. Wajahnya serius. Dia mengatakan sudah sejak lama diisukan akan mencalonkan diri di Pilpres 2019. Anies pun heran, apapun yang dilakukannya, kerja-kerja yang digarapnya, selalu dikaitkan dengan pilpres.
"Koyo gawaan bayen (seperti bawaan bayi -red). Apapun yang saya kerjakan (dikaitkan dengan pencapresan -red)," ujarnya.
Awalnya Anies tak mau ambil pusing melayani isu itu. Namun dia sadar, jika tak berhati-hati, maka isu tersebut akan benar-benar berdampak nyata pada dirinya. Mantan Rektor Universitas Paramdina ini pun mulai waspada.
"Bahkan di Kemdikbud itu tidak ada banner fotonya Anies. Anda cek itu pernah nggak ada Dikbud pasang banner gambar saya, nggak pernah. Karena saya sensitif soal itu. Aktivitas-aktivitas (Kemdikbud -red) itu nggak ada fotonya Anies. Supaya tidak... karena saya sudah terlalu sering dituduh, jadi saya hati-hati," ucapnya dengan nada serius.
|  (Rengga Sancaya/detikcom) | 
Doktor ilmu politik dari Northern Illinois University mengatakan dirinya bahkan mengurangi publikasi, mengurangi kemunculan di ruang publik dengan ekspose tinggi. Ayah 4 anak ini juga berusaha tak mengumumkan kebijakan Kemdikbud seorang diri.
"Saya pun malah justru kalau diperhatikan, nahan. Nahan publikasi, nahan kemunculan. Karena saya paham, itu tuh ada, pandangan seperti itu ada. Kalau nggak nahan, dari dulu dulu saya dihantami nggak karuan. Kemunculan ditahan, eksposure ditahan. ditahan supaya saya betul-betul kerja aja. nggak usah terlalu banyak woro-woro (membuat pengumuman -red). Karena kalau saya woro-woro, ceritanya Anies woro-woro, bukan woro-woronya," ulas Anies berapi-api.
"Jadi, woro-woro program Kemdikbud itu selalu ada momen tertentu aja saya dorong. Terobosan-terobosan lain saya nggak banyak woro-woro. Karena kalau nanti woro-woro, sayanya yang kebawa. Jadi sebetulnya kalau dibilang ada, tudingan seperti itu tuh dari dulu, tapi saya hati-hati sekali," imbuhnya.
|  (Rengga Sancaya/detikcom) | 
Master bidang keamanan internasional dan kebijakan ekonomi di School of Public Affairs, University of Maryland, College Park, AS, ini juga menegaskan bahwa dia sadar sepenuhnya posisinya adalah anak buah Presiden. Semua yang dikerjakannya berdasarkan instruksi Presiden. Dan selama ini, Anies menegaskan tak pernah ada upaya-upaya yang mengarah ke pencapresan.
"Jadi kalau teman-teman kroscek ke semua orang-orang di eselon I eselon II, garisnya itu selalu saya mengikuti arahan Presiden. Jadi suara-suara itu sudah lama. Tapi kan, apa ya, apa ya kalau kita mengahbiskan waktu menjawab, "oh nggak, oh nggak oh nggak", habis waktunya," ujar Anies.
"Dan memang tidak ada yang dikerjakan untuk persiapan 2019. itu bisa di double check semua, nggak ada!" tambah Anies.
(tor/fjp)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 