Perpisahan Berat di Kemdikbud dan Pelajaran untuk Keluarga Anies Baswedan

Menyapa Mantan Menteri

Perpisahan Berat di Kemdikbud dan Pelajaran untuk Keluarga Anies Baswedan

Ahmad Toriq - detikNews
Senin, 15 Agu 2016 14:37 WIB
Anies dan keluarga di acara sertijab Mendikbud 27 Juli 2016 (Lamhot Aritonang/detikcom)
Jakarta - Anies Baswedan dan keluarganya memang tak galau dengan pencopotan dari jabatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Namun ada satu yang dirasa berat oleh Anies dan keluarga, yaitu perpisahan dengan pegawai Kemdikbud.

"Yang terasa berat itu ketika selesai dengan seluruh jajaran Kemdikbud. Itu saya nggak pernah membayangkan, betapa reaksi dari Kemdikbud seperti itu. Dan membaca tulisan-tulisan, puluhan, puluhan tulisan selamat jalan, terima kasih, segala macem dari orang-orang yang tidak saya kenal," kata Anies dalam wawancara khusus dengan detikcom, Selasa (9/8/2016).

Anies mengajak istri, empat anaknya, dan sang ibunda ke acara perpisahan (Lamhot/detikcom)

Anies sempat berhenti bicara beberapa saat sebelum melanjutkan ceritanya. Pandangannya menerawang, pikirannya seolah kembali ke perpisahan penuh haru 27 Juli 2016 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Acara perpisahan Anies Baswedan sebagai Mendikbud digelar di Gedung A Kemdikbud, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, 27 Juli lalu. Saat itu, mantan Rektor Universitas Paramadina ini mengajak istri, empat anaknya, dan sang ibunda ke acara perpisahannya.

Anies bersama ibunda, Aliyah Rasyid, dan anak-anaknya di acara perpisahan (Kartika/detikcom)

Pukul 15.00 WIB, para pegawai Kemdikbud sudah memenuhi aula tempat acara. Anies dan keluarganya tiba pukul 15.25 WIB. Begitu tiba Anies langsung memberi sambutan. Mungkin hingga saat ini masih banyak pegawai Kemdikbud yang mengingat getar suara Anies dalam sambutannya yang getir.

"Hari ini, tepat tanggal 27 Juli 2016, tugas saya telah dicukupkan. Saya pertama bekerja di sini pada 27 oktober 2014, 20 bulan kemudian tugas saya selesai," ujar Anies saat itu.

Wartawan berpose bersama Anies Baswedan di acara perpisahan (Lamhot/detikcom)

Anies kemudian menceritakan suka duka selama menjadi Mendikbud. Dia juga sempat menyampaikan rasa terima kasihnya kepada 'pendampingnya' selama menjabat. Mulai dari staf, sopir pribadi, patwal hingga petugas dapur Kemendikbud.

"Di ruangan tadi anak saya bilang, saya nanti akan kehilangan staf, teman-teman yang sangat bersahabat. Karena bekerja di sini lebih dari profesi tapi ada ikatan hati," ujar Anies saat itu dengan suara bergetar.

Dia mengakhiri pidatonya saat itu dengan menyampaikan kata pamitan yang menyentuh. "Izinkan kami, saya, istri saya, anak-anak saya, pamit. Izinkan kami melanjutkan ikhtiar kami di luar kementerian," kata Anies yang membuat suasana saat itu menjadi haru.

Kembali ke wawancara, Anies menuturkan perpisahan di Kemdikbud terasa berat karena dia menempatkan orang-orang di lingkungan kerjanya selaiknya keluarga. Istri dan anak-anaknya sering dibawa ke kantor, sehingga kerap berinteraksi dengan pegawai Kemdikbud.

"Saya itu menempatkan Kemdikbud sebagai keluarga, dan keluarga saya, anak-anak, ibu, itu juga sering di Kemdikbud. Anak-anak itu sering pulang sekolah mampir, sering kalau ada cara saya bawa, wong masih kecil-kecil. keluar kota juga kadang-kadang saya bawa," ujar ayah dari Mutiara Annisa Baswedan (Fakultas Hukum UI), Mikail Azizi Baswedan (2 SMA), Kaisar Hakam Baswedan (6 SD), dan Ismail Hakim Baswedan (2 SD) ini.

Pegawati Kemdikbud berpose bersama Anies (Lamhot/detikcom)

Anies juga punya alasan khusus membawa keluarganya turut serta dalam acara perpisahan di Kemdikbud. Dia ingin keluarganya menyaksikan peristiwa bersejarah dalam hidupnya secara langsung, bukan dari televisi. Anies yakin pengalaman mengikuti acara perpisahan yang sarat muatan emosi akan memberi pelajaran penting bagi anak-anaknya.

"Apapun sebabnya (pencopotan -red) mungkin masih jadi teka teki. Tapi biarkan dia (anak-anak -red) menjadi pelaku di situ. Dan biarkan dia merasakan emosi yang berkembang di ruang itu. Ambience di tempat itu energinya luar biasa, dan saya ingin anak saya, anak-anak kami mendapatkan pengalaman dari itu. Dan biarkan dia lihat bapaknya, bapaknya barusan diberhentikan, dan bapaknya menyampaikan ke semua orang saya diberhentikan dan saya pamit, biarkan itu jadi pengalaman dia. Jadi saya ingin menempatkan ini semua sebagai proses belajar, bagi saya, bagi anak, bagi seluruh orang yang hadir di situ dan bagi Republik ini," tuturnya.

"Dan kita ingin mengirimkan pesan juga pada semuanya, bahwa pada akhirnya tanggung jawab pertama kita ada di rumah," imbuh alumnus Northern Illinois University ini.

Anies saat di Solo (Muchus/detikcom)

Selain saat perpisahan di Kemdikbud, Anies juga punya momen haru dengan para guru saat berada di Solo untuk menghadiri resepsi pernikahan putra Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo. 5 Orang guru yang tak dikenalnya tiba-tiba menyalami dan menangisi pencopotannya dari kursi menteri. Ada juga seorang kepala sekolah yang emosional saat mencurahkan isi hatinya kepada Anies.

"Saya datang ke Solo hadir resepsi, 5 orang nangis. Saya nggak kenal sama mereka. Itu guru-guru, kepala sekolah yang sangat emosional sekali, dan mereka mengatakan ya begini-begini ini yang bikin pendidikan itu... ini kepala sekolah ya, kalau kepala sekolah itu bisa merasakan kepala sekolah itu digonta ganti nggak jelas. Jadi buat kepala sekolah sering dipindah, diganti, merasakan ya ini yang bikin pendidikan itu... emosional sekali, di mana-mana, jadi saya sampai...." tutur Anies tak melanjutkan kalimatnya.

Anies juga menjawab spekulasi soal alasan pencopotan dirinya (Rengga/detikcom)

Anies lalu bicara soal spekulasi publik yang mencoba menebak-nebak alasan pencopotan dirinya. Penggagas gerakan Indonesia Mengajar ini meminta publik objektif, dan mencoba mendatangi sekolah-sekolah untuk menggali data sebelum melontarkan spekulasi.

"Itulah sebabnya kalau pengamat politik ngomong soal pendidikan pasti mereka bilang nggak ada terobosan, karena mereka nggak lihat di sekolah. Lihat pengamat-pengamat politik bilang Anies nggak ada terobosan, Anies biasa-biasa aja. Ya karena nggak pernah datang ke sekolah. Ya sama seperti kalau kita ditanyain gimana pendapatnya tentang industri. Ya kita nggak pernah, kita bukan pelaku industri, kita nggak tahu," ulas Anies.

"Tapi coba datang ke sekolah, mereka merasakan apa yang selama 20 bulan ini... tapi emang saya ini nggak woro-woro (mengumumkan -red) di luar, kecuali di komunitas pendidikan. Kalau woro-woro di luar langsung di...." imbuhnya sambil membuat gerakan tangan memotong.

Penasaran dengan maksud gerakan tangan memotong yang diperagakan Anies Baswedan? Temukan jawabannya di artikel-artikel "Menyapa Mantan Menteri Anies Baswedan" berikutnya. (tor/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads