"Ada gerakan-gerakan yang dilakukan. meskipun tidak secara jelas diidentifikasi, gerakan terjadi. Setelah tenang, paperbag dirapikan, baru kejadian terjadi. Kemudian kita melihat dalam konteks 'oh apa yang terjadi tadi ya? ketika paperbag diletakkan di sana'. Maka kalau kita kaitkan dengan kasusnya, kondisi ketika paperbag menutupi adalah kondisi di mana terdakwa paling potensial untuk bisa melakukan manipulasi," kata Ratih saat bersaksi di persidangan di PN Jakpus, Jl Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Senin (15/8/2016).
"Moment Jessica Kumala Wongso alias Jess sangat berpotensi memanipulasi gelas kopi yang diminum oleh korban Wayan Mirna Salihin adalah pada pukul 16:30:55 WIB sampai dengan 16:33:13 WIB. Berdasarkan analisa terhadap video," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seseorang dengan kapasitas tertentu memiliki daya untuk memodifikasi perilakunya, dan membangun kondisi yang mendukung perilaku yang dikondisikannya. Untuk itu dibutuhkan kapasitas-kapasita tertentu dari yang bersangkutan. Salah satunya adalah intelligentsia, kecerdasan. ketajaman untuk membuat analisis dan prediksi dari perilaku-perilaku yang mungkin dikondisikan," tutur Ratih.
(rna/rvk)