Wawang, Bekerja Membersihkan Masjidil Haram Sambil Ibadah

Laporan dari Arab Saudi

Wawang, Bekerja Membersihkan Masjidil Haram Sambil Ibadah

Rachmadin Ismail - detikNews
Minggu, 14 Agu 2016 07:20 WIB
Wawang Karnawan (Foto: Rachmadin Ismail/detikcom)
Makkah - Wawang Karnawan, seorang WNI asal Sukabumi, Jawa Barat, sudah dua tahun bekerja di Masjidil Haram. Dia bercerita suka duka menjadi seorang pembersih, tragedi crane tahun 2015 sampai aktivitas ibadah.

detikcom bersama sejumlah media lain dari Media Center Haji (MCH) berjumpa dengan Wawang di pelataran Masjidil Haram, Sabtu (13/8/2016) siang. Pria yang bekerja di bawah naungan Binladin Group tersebut baru saja menyelesaikan shift-nya selama 8 jam di kawasan dekat sa'i, tepatnya di area bukit Marwah.

Wawang membuka obrolan dengan cerita soal tragedi crane tahun lalu. Saat itu, dia berada di area Marwah lantai dua sedang membersihkan kaca. Angin kencang dan hujan deras mengguyur, jendela pun bergoyang. Crane pun tumbang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu katanya crane terbesar kedua di dunia yang jatuh," kata Wawang

Setelah itu, pemandangan ngeri yang terlihat di lokasi. Orang-orang berhamburan keluar Masjid dalam kondisi berdarah. Sejumlah pekerja juga ikut menjadi korban. Wawang yang selamat saat itu, ikut membantu proses evakuasi sejumlah orang.

"Sekarang sih Insya Allah aman. Crane-nya sudah dikurangi, dan kalau sudah selesai kerja biasanya ada yang diturunin. Jadi jangan khawatir buat jamaah Indonesia. Sekarang crane-nya sudah hampir habis," paparnya.

Menurut Wawang, saat ini ada sekitar 500 orang WNI yang bekerja di Binladin Group. Mereka tersebar di sejumlah area Masjidil Haram dengan berbagai pekerjaan. Ada yang berasal dari Jawa Timur, Jawa Barat, Sumaera sampai Nusa Tenggara Barat.

Walau gajinya pas-pasan, Wawang merasa bangga dengan pekerjaannya. Pemuda asal Sukabumi itu mendapat kesempatan bekerja di Baitullah, mendapatkan pahala, uang sekaligus mudah untuk beribadah umrah dan lainnya.

"Saya memang cari uang. Tapi di sini ada lebihnya. Semua orang di Indonesia pada mau ke Kakbah. Kami yang bekerja di sini bisa tiap hari berjamaah salat, mau umrah tinggal miqat saja. Nggak kaya di Indonesia, butuh biaya mahal," terangnya.

Meski begitu, Wawang tak kuasa menahan rindu kepada keluarga. Sambil menangis tersedu, ketika diminta untuk mengucapkan sesuatu untuk kerabatnya di rumah, dia tak bisa banyak berkata-kata.

"Saya kangen anak istri saya. Mohon doanya supaya pekerjaan saya di sini dilancarkan," ucapnya lirih (mad/rii)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads