Buku Bung Hatta 'Daulat Rakyat dan Ekonomi Rakyat' Diluncurkan

Buku Bung Hatta 'Daulat Rakyat dan Ekonomi Rakyat' Diluncurkan

Edward Febriyatri Kusuma - detikNews
Sabtu, 13 Agu 2016 15:10 WIB
Foto: Edward Febriyati/ Cucu Bung Hatta, Zulfikar
Jakarta - Para tokoh nasional menghadiri peluncuran buku Bung Hatta yang ditulis oleh cucunya Tri San Zulfikar. Buku itu mengangkat konsep pemikiran Bung Hatta tentang kedaulatan rakyat dan ekonomi rakyat.

Acara dilangsungkan di Jalan Diponegoro No 57, Menteng, Jakarta Pusat. Peluncuran buku dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional seperti Fadli Zon, Sudirman Said dan Muhammad Nuh.

"Daulat Rakyat dan Ekonomi Rakyat ditulis asli oleh bung Hatta pada tahun 1931-1934 setelah itu beliau ditangkap oleh pemerintah negeri Belanda dibuang dari Jakarta ke Boven Digoel dan akhirnya ke Banda Neira sampai pemerintah Jepang mengalahkan Belanda dan mengambil Indonesia baru Bung Hatta kembai lagi ke Indonesia," ujar Tri San Zulfikar cucunya Bung Hatta, Sabtu (13/8/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Buku ini menyadur artikel tulisan tangan Bung Hata lanjut Tri yang menggunakan ejaan lama. Dia pun melihat isi artikel tersebut penting untuk diketahui generasi muda.

"Oleh karena itu saya memilih 17 artikel penting. Agar anak-anak Indonesia mengerti bahwa dulu kita pernah dijajah orang. Buku ini ditulis Bung Hatta dengan bahasa berat memang kita harus membaca berulang-ulang, karena pola pikir zaman dulu dengan orang Indonesia sekarang yang simpel tidak masuk. Tetapi buku ini sangat berikan inspirasi anak-anak muda untuk melakukan perjuangan, cinta kepada rakyat, dan ekonomi dijalankan supaya pembangunannya untuk orang Indonesia dan untuk orang Indonesia juga, " bebernya.

Tri menuturkan ke depan tantangan generasi muda bukanlah penjajah dari negeri lain. Akan tetapi mereka yang menjajah negeri ini untuk kepentingan pribadi.

"Saya berharap dengan ada buku ini tentu perjuangan bisa disampaikan sehingga indonesia bisa 100 tahun merdeka saat ini kita baru 71 tahun. Nama proklamator nama NKRI luas wilayah masih utuh serta rakyat Indonesia masih sejahtera," paparnya.

Tri mengatakan salah satu pesan kecil Bung Hatta yang dituangkan ke dalam buku itu adalah konsep ekonomi rakyat. Di mana rakyat sebagai pemilik negeri dari Sabang sampai Merauke bisa sejahtera.

"Ekonomi rakyat tidak anarkis. Sudahlah bangsa Indonesia mengalami masa kelam, dan perang saudara. Saya sendiri melihat ekonomi yang digunakan sekarang ini, bisa bikin kita ribut pada saudara sendiri. Hal itu jangan sampai terjadi," paparnya.

Konsep ekonomi rakyat lanjut Tri bila diterapkan dengan baik tentu mensejahterakan rakyat. Meskipun bangsa ini terdiri beragam suku dan bahasa yang berbeda.

"Tetapi kita memiliki sifat saling menghargai, tumbuhkan hal itu. Rakyat diperjuangkan tetapi tidak kalah dengan tengkulak sehingga mereka terus bekerja dan hidup miskin terus," pungkas pria yang berprofesi sebagai dosen di Politeknik Negeri Jakarta ini. (edo/dra)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads