"Saya menantikan Grand desain dari FDS itu, grand desainnya mana. Setelah Pak Menteri mengucapkan, staf ahli dan jajarannya (lalu) duduk menyusun proposal FDS," kata Guru Besar UI yang juga mantan Juru Bicara Kemendikbud Ibnu Hamad.
Ibnu menyampaikan itu dalam diskusi 'Duhh... Dunia Pendidikan, Tak Pernah Sepi Persoalan' di Gado Gado Boplo, Jalan Gereja Teresia, Jakarta Pusat, Sabtu (13/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama, kalau sekolah anak SD dan SMA kan perlu ke kamar mandi, bagaimana kondisi kamar mandinya, air ngalir enggak," ujarnya.
"Kedua, sekolahnya ada shift pagi dan petang enggak?" lanjutnya.
Selain itu, kata Ibnu, soal makan siang siswa juga harus menjadi perhatian. Di sekolah-sekolah swasta yang menerapkan FDS, makan siang siswa disediakan oleh katering yang harganya mencapai Rp 400 ribu per bulan.
"Sekarang kalau sekolah negeri ingin terapkan, siapa yang ingin membiayai makan siang para siswa itu. Di dalam BOS enggak ada skema makan siang dalam 13 komponen pembiayaan," tuturnya.
Kata Ibnu, wacana FDS merupakan ide yang bagus dan progresif. Karena itu, Mendikbud dan jajarannya harus melanjutkan pembahasan dan pengurusan grand desain.
"Bukan berarti Pak Menteri mundur (tidak melanjutkan ide FDS), maju saja dulu. Jadi, saya harap tim pembantunya di kementerian mendukung dan menyiapakan grand desain," tuturnya.
(idh/dra)











































