KSAL: 40 Persen Perdagangan Dunia Lewati Laut Indonesia

KSAL: 40 Persen Perdagangan Dunia Lewati Laut Indonesia

Jabbar Ramdhani - detikNews
Jumat, 12 Agu 2016 11:59 WIB
Foto: Seminar Nasional Hari Hidrologi Dunia yang bertema Hidrografi/ Jabbar detikcom
Jakarta - Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Ade Supandi mengatakan bahwa wilayah laut Indonesia kerap dipakai sebagai jalur perairan internasional. Tercatat sebesar 40 persen akses perdaganyan memanfaatkan laut Indonesia sebagai jalur perlintasan.

"Indonesia punya wilayah yang jadi jalur perairan dunia yang juga berkepentingan pada perekonomian dunia. Laut sangat penting bukan saja bagi Indonesia tapi juga dunia internasional. Sebesar 40 persen perdagangan dunia melewati perairan laut Indonesia," ujar Ade, Jumat (12/8/2016).

Hal ini diucapkan Ade dalam acara Seminar Nasional Hari Hidrografi Dunia 2016 di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara. Seminar ini bertema "Hidrografi, Kunci Penataan Laut dan Alur Pelayaran".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ade menambahkan bahwa dari fakta itu, akhirnya membuat negara luar memiliki kepentingan atas wilayah laut Indonesia. Namun, bila dapat mengelolanya, Indonesia bisa jadi poros maritim dunia.

"Fakta ini menunjukkan bukan cuma bagi kepentingan nasional Indonesia juga bagi dunia internasional. Memanfaatkan sumber daya kemaritiman yang kita miliki yakni menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia," kata Ade.

Namun, situasi dapat jadi buruk. Sebab belum semua wilayah laut dan pelabuhan tergambar dengan baik.

"Perdagangan maritim selalu jadi pendorong ekonomi dunia. Mereka melintasi lautan-lautan. Tapi sampai saat ini banyak wilayah laut dan pelabuhan yang belum terpetakan dengan baik," tutur Ade.

Atas hal tersebut, Ade mengatakan harus ada peningkatan pada Dinas Hidro Oseanografi Angkatan Laut (Dishidros AL). Hingga nantinya akan ada penambahan kapal untuk survei penggambaran kondisi laut dan peningkatan kemampuan sumber daya manusianya.

"Sejak tahun 1960, Dishidros sudah dijadikan lembaga hidrografi nasional. Dengan perkembangan lingkup tugasnya, dinaikkan kapasitas. Sampai nanti dipakai sebutan Pusat Hidrografi dan Oseanografi AL," ujar Ade.

"Namun, kemampuan navigasi kita perlu didukung infrastruktur dan SDM. Kita akan tambah 3 buah kapal lagi agar bisa survei. Rencananya total ada 12 kapal. Sehingga nanti kita memiliki data center yang bisa digunakan berbagai kepentingan. Punya survei fasilitas modern," imbuhnya. (slh/slh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads