Kereta Kencana Ki Jaga Raksa Bentuk Penghormatan untuk Prabu Siliwangi

Kereta Kencana Ki Jaga Raksa Bentuk Penghormatan untuk Prabu Siliwangi

Tri Ispranoto - detikNews
Kamis, 11 Agu 2016 15:45 WIB
Kereta Kencana Ki Jaga Raksa (Foto: Dok Pemkab Purwakarta)
Purwakarta - Meski tak memiliki sejarah kerajaan kuat atau peninggalan arkeolog, namun Kabupaten Purwakarta kini menjadi daerah terdepan yang mengembangkan peradaban Kerajaan Padjajaran di Jawa Barat dibanding dengan kabupaten dan kota lainnya.

Selain membangun taman kota berbasis kebudayaan sunda dengan penamaan tokoh Padjajaran, Kabupaten Purwakarta pun membangun peradaban baru dengan membuat kereta kencana pada tahun 2009 lalu sebagai pelengkap.

"Ini dibuat di Solo tahun 2009 lalu," jelas Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, saat bebincang dengan detikcom, Kamis (11/8/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dedi mengaku sengaja membuat kereta tersebut sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur masyarakat Sunda yakni Maharaja Sri Baduga Siliwangi atau lebih dikenal dengan Prabu Siliwangi. Terlebih sejak dulu masyarakat Sunda mengagumi dan mempertahankan filosofi Prabu Siliwangi yaitu Silih Asah (Saling Menajamkan Pikiran), Silih Asih (Saling Mengasihi), dan Silih Asuh (Saling Membimbing).

"Ki itu adalah sebutan bagi mahluk, Jaga itu menjaga, dan Raksa itu adalah hati. Jadi Ki Jaga Raksa memiliki makna sang penjaga hati. Nama itu berasal dari gelar Prabu Siliwangi yakni Ki Pamanah Rasa, atau seorang pemimpin yang menggunakan hati dalam mengambil setiap keputusan," tuturnya.

Disinggung apakah pada awal pembuatan kereta tersebut terjadi kontroversi, Dedi mengaku hal itu adalah hal yang biasa. Namun tekadnya untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Padjajaran pada era modern membuatnya tetap teguh mempertahankannya.

Selain itu Dedi pun tidak mau jika sejarah Padjajaran atau Prabu Siliwangi hanya dijadikan alat politik sesaat. Padahal kedua hal tersebut sudah sejak lama menjadi kebanggaan masyarakat Sunda namun selalu dilupakan dan menjadi sejarah lalu.

"Ya, namanya kontroversi itu biasa setiap daerah atau negara pasti ada. Jangan jauh-jauh, kita saja punya bendera pusaka begitu disakralkan, militer punya panji yang selalu dihormati, dan organisasi pun punya simbol yang disakralkan. Nah sekarang muncul Purwakarta punya benda yang disakralkan, dan dihormati, ya itu wajar saja," ucapnya.

Lebih lanjut Dedi mengaku bangga saat ini 'pusaka' buatan Purwakarta telah dikenal oleh masyarakat luas dan terlebih dipercaya untuk membawa bendera pusaka merah putih untuk kepentingan HUT ke-71 RI yang jatuh pada Rabu 17 Agustus 2016 mendatang. (hri/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads