Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, mengapresiasi Presiden Jokowi yang berani mendobrak protokoler kenegaraan dengan memadukan unsur budaya di dalamnya. Bahkan jika terus dipertahankan bukan tidak mungkin hal tersebut akan menjadi daya tarik pariwisata tersendiri bagi Indonesia.
"Tata kelola upacara bendera nanti akan menjadi perpaduan militer kekinian dan budaya militer jaman kerajaan. Itu bisa jadi menjadi magnet pariwisata yang kuat jika benar dikelola baik," ucap Dedi pada detikcom, Kamis (11/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Lebih lanjut, Dedi mengungkapkan, sebagai pemimpin daerah yang mengedepankan unsur budaya dalam segala hal tentu sangat bangga jika kereta kencana yang ada sejak tahun 2009 itu bisa dipercaya menjadi alat yang membawa bendera kenegaraan.
Terlebih selama ini kereta kencana Ki Jaga Rasa adalah ikon kebudayaan dalam pembangunan sehingga menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Kabupaten Purwakarta.
"Saya bangga karena Ki Jaga Rasa dipercaya sebagai tutunggangan (kendaraan) bendera negara. Dari dulu kereta itu harus kosong, dan tidak boleh dinaiki. Tapi demi bangsa dan negara saya dan warga Purwakarta rela mengorbankan tradisi," jelas pria yang akrab disapa Kang Dedi itu.
Saat ini kereta kencana Ki Jaga Raksa sudah diberangkatkan menuju Markas Kogartap di Jakarta. Nantinya kereta tersebut akan digunakan dalam upacara kenaikan dan penurunan bendera di Istana Negara dengan ditarik oleh empat ekor kuda berwarna putih tepat pada tanggal 17 Agustus 2016 nanti. (trw/trw)