Dalam sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, Kamis (11/8) perwakilan KPK tidak hadir karena sedang menyusun bukti di gugatan itu sehingga sidang ditunda sampai Senin (22/8). Tonin menduga hal itu sebagai trik KPK mengulur-ulur waktu agar proses praperadilan gugur.
"Seandainya ini hanya trik agar persidangan ditunda, maka bisa P21 agar ini (praperadilan) gugur, nah seluruh anak bangsa bisa menangis ini," kata Tonin dalam persidangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah silakan menangis! Sidang ditunda sampai tanggal 22 Agustus dan juru sita akan memanggil termohon (KPK) untuk hadir," ujar Riyadi.
Rohadi merupakan PNS di PN Jakut sejak 2001. Sebelumnya ia hanyalah tukang bakso. Tapi perlahan kehidupannya menanjak dan memiliki kekayaan cukup melimpah di kampung halamannya, Indramayu. Ia memiliki rumah megah, kapal penangkap ikan, RS hingga proyek water park dan real estate. Jaringannya pun cukup luas, salah satunya dengan anggota DPR dari Fraksi Gerindra Sareh Wiyono.
Sepak terjangnya terendus KPK dan dibekuk saat menerima segepok uang dari pengacara Berthantalia pada Mei 2016. Uang itu terkait putusan Saipul Jamil. Bertha merupakan istri dari hakim Pengadilan Tinggi Bandung yang pernah menjadi bosnya Rohadi. Selain mendapati uang suap, KPK juga menemukan uang Rp 700 juta di mobil Rohadi. Belakangan, KPK memeriksa Sareh terkait uang Rp 700 juta itu.
Sebelumnya Rohadi telah menggugat KPK di PN Jakpus tetap tidak diterima. Tidak patah arang, Rohadi meluncur ke PN Jaksel untuk mengajukan gugatan praperadilan kedua.
(asp/asp)