Koalisi Kekeluargaan Dituding Kejar Jabatan, PPP: Ahok Mulai Grogi

Koalisi Kekeluargaan Dituding Kejar Jabatan, PPP: Ahok Mulai Grogi

Elza Astari Retaduari - detikNews
Selasa, 09 Agu 2016 19:48 WIB
Sekjen PPP Arsul Sani (Foto: Danu Damarjati/detikcom)
Jakarta - Kandidat Gubernur petahana DKI Basuki T Purnama (Ahok) menduga Koalisi Kekeluargaan dibentuk salah satunya untuk membahas soal anggaran dan posisi jabatan. PPP yang tergabung dalam Koalisi Kekeluargaan membantah keras tudingan itu.

"Sampai saat ini koalisi itu menetapkan siapa cagub dan cawagubnya saja belum," ungkap Sekjen PPP Arsul Sani dalam perbincangan, Selasa (9/8/2016).

Arsul menyatakan tak ada maksud bagi-bagi kekuasaan dalam pembentukan Koalisi Kekeluargaan. Tujuh partai yang tergabung dalam Koalisi Kekeluargaan adalah PPP, PAN, PDIP, Gerindra, PKB, PKS, dan Partai Demokrat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Warasnya di mana kalau mau bagi-bagi kekuasaan terkait anggaran dan pejabat kalau menetapkan cagub dan cawagub saja belum?" tukas anggota Komisi III DPR itu.

Tudingan Ahok pun dinilainya sebagai bentuk kegugupan politik Ahok. Koalisi Kekeluargaan digadang-gadang memang dibentuk untuk menandingi Ahok yang didukung oleh Partai NasDem, Hanura, dan Golkar itu.

"Ahok menuding seperti itu maka tandanya Ahok mulai grogi menghadapi Pilkada DKI," kata Arsul.

Koalisi Kekeluargaan disebut-sebut sebagai koalisi gemuk untuk menumbangkan Ahok yang hingga saat ini elektabilitasnya masih menempati puncak. Arsul menyebut gabungan banyak partai sebuah hal biasa.

"Dalam sistem dan proses demokrasi terkait dengan Pilkada, maka bukan hanya Pilkada DKI saja di mana ada koalisi gemuk, koalisi sedang ataupun koalisi pas-pasan," jelas dia.

"Di daerah lain juga ada koalisi seperti itu, dan ini hal yang wajar dan lumrah sjaa dalam sistem demokrasi kita," imbuh Arsul.

Sebelumnya Ahok pun punya tudingan serius terhadap Koalisi Kekeluargaan yang dibentuk 7 partai politik. Ia memperkirakan koalisi gabungan tersebut dibentuk untuk mengamankan DPRD DKI yang selama ini kerap berbeda pendapat dengan Ahok.

"Saya enggak ngerti juga, ideologinya beda. Ya memang mesti kekeluargaan. Bahas anggaran juga kekeluargaan, diskusi kekeluargaan, mau pejabat juga kekeluargaan. Mungkin itu maksudnya," ungkap Ahok, Selasa (9/8).

"Saya enggak ngerti kekeluargaan itu apa di DPRD DKI," imbuhnya.

Sementara itu Timses Ahok Nusron Wahid melontarkan sindiran tajam dengan dibentuknya Koalisi Kekeluargaan. Politisi Partai Golkar tersebut menyebut Koalisi Kekeluargaan seperti sebuah arisan.

"Kok kayak arisan saja, pakai nama kekeluargaan? Memang apa ada yang musuhan? Saya yakin koalisi ini hanya emosi sesaat saja, dari elite parpol yang tidak bisa mendikte Ahok," sindir Nusron, Selasa (9/8).

(elz/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads