"Jadi yang ditegur itu daerah yang terima DAU (Dana Alokasi Umum) semua loh. Jadi Presiden itu mau menunjukkan loh, 'Hei, Ahok saja gue tegur loh.'," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (5/8/2016).
Ahok menilai, Jokowi hendak menegur daerah-daerah yang menerima DAU dan Jakarta adalah provinsi yang tak menerima DAU. Data yang dikemukakan Jokowi juga tidak salah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi begitu dikirimi duit, mereka enggak bisa pakai dengan cepat. Dia deposito lagi balik di bank. Ini tentu yang membuat rusak," kata Ahok.
Daerah-daerah dengan anggaran seperti itulah yang ditegur Jokowi. Maka Menteri Keuangan Sri Mulyani mengutamakan pengaturan arus kas (cash flow).
Jokowi, menurut Ahok, sebenarnya tahu bahwa serapan anggaran Jakarta cukup baik. Jumlah Rp 13,9 triliun di saldo bank itu merupakan biaya untuk menjalankan roda pemerintahan.
"Presiden juga tahu kok kita bisa pakai tiap bulan bisa sampai Rp 2 triliun hingga Rp 3 triliun. Kalau kamu pakai Rp 2 triliun hingga Rp 3 triliun, kalau penerimaan macet, apalagi mau bayar proyek yang bisa sampai Rp 7 triliun lebih, kamu ngeri enggak kalau kamu cuma punya Rp 5 triliun?" kata Ahok.
Duit itu juga tak ditempatkan di tabungan deposito. Dan penyerapan anggaran saat ini juga menurut Ahok sudah baik.
"Penyerapan DKI sekarang lebih baik, 33 persen. Itu enggak kecil loh, coba kamu bandingkan 'year on year' dengan tahun lalu (22,5 persen)," kata Ahok. (dnu/hri)











































