Kedua lembaga Jepang itu adalah International Tropical Timber Organization (ITTO) dan Japan Agency for Environmental Business. Mereka berkunjung ke lahan terdegradasi di Arboretum Sinar Mas Forestry di Kabupaten Siak, Riau, Kamis (4/8/2016).
Untuk ke depan, program ini akan berlanjut ke kawasan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil. Bibit kayu Meranti yang ditanam berasal dari Sumatera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kepala Konservasi APP, Dolly Priatna, menjelaskan manajemen berkomitmen untuk menyediakan 10 juta dolar AS per tahun untuk program restorasi lahan terdegradasi di 10 lanskap yang berada di sekitar konsesi hutan tanaman industri APP-Sinar Mas di Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat. Lima area restorasi terdapat lima lanskap, yakni Giam Siak Kecil, Semenanjung Kampar-Kerumutan, Senepis dan Bukit Tigapuluh.
"Dari program tersebut, wilayah restorasi paling luas berada di Riau. Program ini ditargetkan rampung dalam tiga tahun ke depan," ujar Dolly.
Dolly menjelaskan, kolaborasi dengan dua lembaga Jepang, juga menggandeng Yayasan Belantara, sebuah yayasan independen yang awalnya dibentuk oleh APP untuk mengelola pendanaan dalam mendukung berbagai program konservasi di lanskap Sumatera dan Kalimantan. Selain itu, terdapat juga Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kuok, Riau (FORDA Kuok).
![]() |
"Setelah di lahan Arboretum nantinya akan berlanjut penanaman pohon di lahan seluas 6.000 hektare di dalam lanskap Cagar Biosfer Giam Siak Kecil," katanya.
"Niatan ini memerlukan kerjasama dengan berbagai pihak, baik dari mitra lokal kami di Riau, maupun berbagai mitra internasional lainnya. Kehadiran mitra-mitra kami dari Jepang, membuktikan bahwa pasar Jepang sangat menghargai komitmen yang dilakukan APP selama ini," tambahnya.
Sementara itu, pendiri Japan Agency for Environmental Business, Mitsunori Kamiya mengatakan, bahwa perubahan iklim belakangan ini bergerak cepat dari yang diperkirakan. Kondisi itu mengakibatkan banyak bencana banjir dimana-mana.
"Karena itu, kami mendukung agar gerakan menjaga lingkungan dengan menanam pohon ini yang sangat perlu dilanjutkan terus," kata Mitsunori .
![]() |
Mitsunori dalam sambutannya, menyampaikan masyarakat Jepang sangat berharap laju perubahan iklim bisa ditekan dengan melestarikan hutan tropis khususnya di Indonesia.
Misunori juga menceritakan, bahwa pihaknya juga menerima titipan donatur dari seorang warga Jepang yang telah lanjut usia (lansia). Warga Jepang bernama Kagi Tsuduta menitipkan dana pribadinya sebagai donasi penghijauan di Riau sebesar 100 ribu yen (sekitar Rp 12 juta).
"Danatur itu usianya sudah 80 tahun. Dia percaya program restorasi ini akan berhasil, karenanya dia menitipkan dana untuk program penghijauan di sini," kata Mitsunori. (cha/trw)