Ruko tersebut berada di Jalan Pusponjolo Timur Raya dekat gang Pusponjolo Timur III Semarang. Di ruko tersebut ia tinggal sekitar lima bulan. Kala itu ia datang dan langsung bersih-bersih.
Tempat Waluyo menyapu di pinggiran sungai Kanal Banjir Timur Semarang |
"Dulu pas pertama ke sini dia bilang, mas iki tak saponi ya (mas, ini saya sapu ya), di depan kantor," kata karyawan bank Mayapada yang masih satu ruko, Teguh Manijo, saat ditemui detikcom, Rabu (3/8/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sini juga di sapu, padahal bukan tugasnya. Baik sekali orangnya," ujar karyawan lainnya, Siswadi.
Saat awal datang, Waluyo ditemani dua temannya namun temannya lebih dulu pulang kampung dan dia sendirian. Di emperan toko, Waluyo ditemani boneka bahkan ia juga punya magic com dan sepeda.
"Dia punya sepeda, terus juga bawa boneka. Ya boneka biasa," kata Nandi, karyawati Bank Mayapada.
Keramahan Waluyo dibuktikan dengan hafalnya nama-nama karyawan Bank Mayapada di Pusponjolo dan juga warga. Ia juga sering bercanda dan bercerita, termasuk menceritakan anak-anaknya di Yogyakarta.
"Kalau pagi menyapa, sudah kenal semua di sini. Panggilannya 'mbahe'. Ya sering cerita-cerita gitu," ujar Siswadi.
Kini emperan toko tersebut sudah sepi karena Waluyo sudah pulang dan bertemu keluarganya lagi di Kampung Suryoputran, Kelurahan Panembahan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta. Tidak ada yang tahu kemana barang-barang Waluyo yang tadinya ada di emperan toko.
Emperan ruko yang menjadi tempat tinggal Waluyo |
"Mungkin sepedanya sudah dijual ya, yang lainnya tidak tahu kemana," tandas nandi.
Diketahui, Waluyo dikabarkan tewas akibat kecelakaan di Gunungkidul tanggal 1 Mei 2015 lalu. Bahkan keluarga sudah memakamkan jenazah korban kecelakaan karena mirip dengan Waluyo. (alg/trw)












































Tempat Waluyo menyapu di pinggiran sungai Kanal Banjir Timur Semarang
Emperan ruko yang menjadi tempat tinggal Waluyo