Djarot tiba di kuburan yang terletak di Jl KH Mas Mansyur, Jakarta Pusat, pada Rabu (3/8/2016) pukul 14.05 WIB. Djarot didampingi Kepala Suku Distakam Jakarta Pusat, Munjirin.
"Ini kan jelas ada permainan dengan petugas makam. Tugasmu adalah membongkar itu," kata Djarot pada Munjirin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djarot juga meminta Munjirin memeriksa satu per satu perawat makam. Bila perawat makam itu mengaku dan menunjukkan makam fiktif, maka akan dilindungi.
"Kalau dia nggak mau ngaku, bisa kita penjarakan. Siapkan pelayanan online, tapi tidak bisa memilih tempat VIP. Sediakan saja yang kosong," perintahnya.
Sedangkan salah satu pengurus makam TPU Karet Bivak, Karsono, mengatakan makam fiktif di TPU ini cuma satu makam yang ketahuan.
Baca juga: Begini Penampakan Makam Fiktif di TPU Karet Bivak
Djarot kemudian bergeser ke TPU Karet Pasar Baru yang juga terletak di Jl KH Mas Mansyur sekitar pukul 14.30 WIB. Djarot didampingi oleh Kepala TPU Karet Pasar Baru Sandra N. Di TPU ini, Djarot berpesan agar mengusut ahli waris yang diduga memesan makam fiktif.
"Bongkar (kasus makam fiktif). Kita akan melindungi yang mengaku," pesannya pada Sandra.
"Yang tidak ada rangka ada di Blok 15, ada 2 makam. Dan blok 22, ada 1 makam," timpal Sandra.
"Usut pemilik makam fiktif. Jika terbukti, bisa kita tuntut. Biar dia 'nyanyi' di pengadilan," sergah Djarot.
Djarot meminta pada Sandra agar memberikan tenggang waktu 1 bulan pada para pelaku agar menyerahkan diri. Bila tak kunjung menyerahkan diri, maka akan diusut dan kena sanksi.
Djarot dan Sandra lantas berpindah ke makam yang di batu nisannya bertuliskan nama "Soegiri" di Blok AA 1 nomor 95 a.
"Ini nisan nggak ada datanya, di buku tidak ada, di komputer juga tidak ada," kata Sandra. Djarot lantas membongkar makam itu dengan pacul. Djarot mencangkul sekitar 3 kali. Pembongkaran makam fiktif itu lantas dilanjutkan petugas makam.
(nwk/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini