Tanpa disangka, nama Yusuf muncul di berbagai hasil survei seputar elektabilitas bakal cagub DKI. Memang nama Gubernur DKI petahana Basuki T Purnama (Ahok) masih menjadi yang teratas dari semua survei yang ada. Namun ternyata Ustaz Yusuf muncul sebagai kuda hitam.
Dari hasil survei yang dilakukan oleh lembaga Manila Research and Consulting pada bulan Juni lalu, elektabilitas top of mind untuk posisi pertama ditempati Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan 49,3%. Posisi Ahok disusul Ridwan Kamil (9,3%) dan Yusril Ihza Mahendra (6,8%). Di urutan keempat ada nama baru yang masuk jadi kuda hitam yakni Yusuf Mansur dengan 6,5%, bahkan pada survei ini, perolehan angka Yusuf sedikit di atas Tri Rismaharini dengan raihan 6%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nama Ustaz Yusuf juga muncul di hasil survei SMRC yang dirilis pada Kamis (21/7). Yusuf berada di posisi kelima dengan perolehan angka 4,6% setelah Ahok (53,4%), Yusril Ihza Mahendra (10,4%), Tri Rismaharini (5,7%), dan Sandiaga Uno (5,3%). Ia kembali mengalahkan Djarot.
Dari survei-survei yang ada ini, sejumlah partai pun mulai mempertimbangkan kehadiran Ustaz Yusuf di bursa bakal calon Cagub DKI. Salah satu partai yang sudah menyebut nama Yusuf adalah PPP. Ketum PPP Romahurmuziy menyatakan sudah ada 6 kandidat dari partainya terkait Pilgub DKI. Baik dari internal maupun eksternal, termasuk Ustaz Yusuf.
Tak hanya dari partai, para ulama yang bergabung dalam Majelis Pelayan Jakarta (MPJ) mendorong 7 tokoh Islam maju Pilgub DKI. Salah satunya adalah Ustaz Yusuf. Mereka menyebut tujuh tokoh tersebut sangat layak memimpin DKI Jakarta.
"Saat ini MPJ masih merekomendasikan tujuh nama yang sudah kami publikasikan namun di antara itu ada empat nama yang aktif komunikasi dengan kami yakni Adhyaksa Dault, Kang Yoto, Sandiaga Uno, dan Ustaz Yusuf Mansyur," ungkap anggota Dewan Syuro MPJ, KH Bachtiar Nasir, kepada wartawan, Rabu (20/7/2016).
Yusuf mengaku sangat tersanjung dengan penunjukkan itu. Selain MPJ, ternyata Yusuf mendapat banyak dukungan dari sejumlah alim ulama untuk maju di Pilgub DKI.
"Siapa yang tidak tersanjung. Yang mengatakan itu kan ulama. Karena yang mengatakan itu ulama dan ulama itu banyak, makanya PR selanjutnya adalah para tokoh membangun konsolidasi dengan ulama lain supaya Yusuf Mansyur tidak dikatakan melangkahi para ulama yang lain," ujar Yusuf di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (24/4/2016).
"Saya berterima kasih sudah dipercaya. Suara-suara dari buruh. Suara dari pekerja suara dari pengusaha bahkan dari temen-temen Tionghoa. Dari pendeta. Dari biksu," lanjut suami Siti Maimunah ini.
Meski begitu, Yusuf belum memastikan dirinya akan maju ke Pilgub DKI atau tidak. Ia meminta publik untuk menunggu bagaimana keputusannya terkait hal ini.
"Nggak ada pencalonan diri itu. Yang ada suara-suara yang kemudian mulai menyebut nama saya atas izin Allah. Kemudian, meminta saya bersedia. Kan sampai sekarang saya belum ada statement apa-apa. Tunggu tanggal mainnya. Jadi atau nggak mana tau, doa dulu. Kalau pemimpin baik tanya Tuhannya," sebut Yusuf.
Ustaz Yusuf sempat berkunjung ke kandidat Cagub DKI Yusril Ihza Mahendra. Ia mengaku datang ke rumah Yusril untuk membantu doa dan menyumbangkan ide jika Yusril menjadi gubernur.
"Ya kan siapa saja yang maju, berbagi pengalaman. Kan saya punya ide tuh. Ide ini kan siapa saja yang nyalonin. Jadi saya minta nasihat apakah ide ini bisa dijalankan, terus kalau kurang ada di mana. Itu saja sih," aku Yusuf, Kamis (28/4).
Yusuf menolak jika pertemuannya tersebut terkait kontrak politik untuk menjadi cawagub Yusril. Sebab ia mengaku berencana untuk bertemu dengan kandidat-kandidat cagub DKI lainnya termasuk petahana.
"Jadi pembicaraannya bukan pembicaraan cawagub. Pembicaraannya soal kemaslahatan orang. Saya emang rencananya ketemu sama siapa saja. Dengan Pak Ahok kalau bisa ketemu, ya saya juga ketemu," kata Yusuf.
Lantas apakah Yusuf yang menjadi Kuda Hitam di tengah panasnya bursa kandidat cagub DKI nantinya akan maju di Pilgub 2017? (elz/van)











































