"Di survei opini bisa ada bias popularitas karena Yusril lebih dikenal luas. Tapi kalau dari tingkat disukainya, Risma jauh lebih tinggi dari Yusril. Jadi Risma ini bisa jadi rival kompetitif (Ahok) bila diajukan," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi kepada wartawan usai paparan hasil survei Laboratorium Psikologi Politik UI di Restoran Madame Ching di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (1/8/2016).
"Nah, kenapa belum diputuskan? Tentu banyak faktor kenapa bisa belum diputuskan. Politik kan bukan sekadar survei. Nah, kapan momentumnya, apakah last minutes?" sambung Burhan.
Menurut Burhan keputusan mengusung Risma maju Pilgub DKI bukan hal mudah buat PDIP. Buar Risma sendiri, ia harus memastikan terlebih dahulu seperti apa respons warga Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Revisi UU Pilkada mengharuskan kepala daerah lain yang maju ke Pilgub DKI harus mundur dari jabatan sebelumnya. Ini juga jadi ganjalan kenapa PDIP belum memutuskan siapa cagub DKI yang katanya akan diambil dari kepala daerah yang berprestasi dari parpol berlambang banteng moncong putih ini.
"Jadi PDIP silakan untuk memutuskan Ahok atau Risma, bisa juga sekarang Ahok atau Risma, eh nanti malah jangan-jangan orang lain," pungkasnya berteka-teki.
(van/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini