Hal itu disampaikan Khofifah usai acara peluncuran e-Warung di Kelurahan Blooto, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Sabtu (30/7/2016). Dia menjelaskan, konflik antar umat beragama di Tanjungbalai sebenarnya dalam proses mediasi. Hanya saja, di sela-sela upaya perdamaian itu, ada pihak yang sengaja memprovokasi amarah warga.
Tak pelak, kerusuhan pun terjadi. Sedikitnya 10 vihara dan klenteng serta 1 yayasan sosial di Kecamatan Tanjungbalai Selatan, Kota Tanjungbalai dibakar warga. Selain itu, 8 unit kendaraan roda 4 ikut dibakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, saat ini situasi di Tanjungbalai sudah kondusif. Untuk mengantisipasi kerusuhan berbau SARA kembali terulang, Khofifah meminta kepada para tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat setempat mengawal komunitas masing-masing. Dengan begitu, gelembung-gelembung konflik yang berpotensi memicu kerusuhan bisa diredam sejak dini.
"Ketika kita hidup di Indonesia, maka keberagaman menjadi ruh di negeri ini. Kalau ada perbedaan dalam format proses kehidupan beragama, seyogyanya dikomunikasikan. Ketika kita hidup di negeri ini, maka harus sepakat dengan keberagaman," tandasnya. (bag/bag)











































